REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Kedutaan Besar Israel di Buenos Aires pada Kamis (16/6/2022) mewaspadai kegiatan maskapai penerbangan Iran di Amerika Latin. Pekan lalu, pesawat kargo Boeing 747, yang dilaporkan membawa suku cadang mobil, telah ditahan di bandara Argentina.
Sebanyak 14 awak pesawat dari Venezuela dan lima orang warga Iran dicegah meninggalkan Argentina sambil menunggu penyelidikan. Kemudian awal pekan ini, para pejabat Argentina mengajukan kecurigaan bahwa ada keterkaitan antara penerbangan itu dengan Garda Revolusi Iran (IRGC).
"Israel sangat prihatin dengan aktivitas maskapai penerbangan Iran, Mahan Air dan Qeshm Fars Air di Amerika Latin,” kata pernyataan Kedutaan Israel, dilansir Alarabiya, Jumat (17/6/2022).
Kedutaan Israel menambahkan bahwa, perusahaan maskapai penerbangan itu terlibat dalam perdagangan senjata, pemindahan orang, dan peralatan yang beroperasi untuk Pasukan Quds. Amerika Serikat menempatkan IRGC dalam daftar kelompok teroris. Pada Rabu (15/6/2022), Argentina mengkonfirmasi bahwa tidak ada anggota Pasukan Quds di antara kru yang dilarang terbang tersebut.
Sebelumnya, Paraguay mendapat informasi bahwa tujuh awak pesawat milik Emtrasur, yaitu anak perusahaan Conviasa Venezuela dan berada di bawah sanksi AS, adalah anggota Pasukan Quds. Mereka transit di Paraguay pada Mei lalu.
Iran mengatakan pesawat itu dijual oleh Mahan Air Iran ke sebuah perusahaan Venezuela tahun lalu. Mahan Air dituduh oleh AS memiliki hubungan dengan IRGC.
Interpol telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi mantan pemimpin Iran yang dicurigai terlibat dalam serangan terhadap sebuah pusat Yahudi di Buenos Aires pada 1994. Serangan ini menewaskan 85 orang dan melukai ratusan lainnya.
Dua tahun sebelumnya, terjadi serangan bom di Kedutaan Besar Israel di Argentina yang menewaskan 29 orang dan melukai 200 lainnya. Argentina adalah rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di Amerika Latin. Argentina juga merupakan rumah bagi komunitas imigran dari Timur Tengah, terutama dari Suriah dan Lebanon.