Jumat 17 Jun 2022 17:50 WIB

Mahathir Mohamad: Pemimpin Nasional Harus Pahami Harapan Rakyat

Pemimpin muncul jika sejak awal sosok tersebut menjadi penyambung lidah rakyat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberikan kuliah umum dalam Rakernas Partai Nasdem  di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Dalam kesempatan tersebut Mahathir membicarakan soal kepemimpinan nasional, yang salah satunya adalah seorang pemimpin harus memperhatikan rakyat.
Foto: Prayogi/Republika.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberikan kuliah umum dalam Rakernas Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Dalam kesempatan tersebut Mahathir membicarakan soal kepemimpinan nasional, yang salah satunya adalah seorang pemimpin harus memperhatikan rakyat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberikan kuliah umum dalam rapat kerja nasional (Rakernas) Partai Nasdem. Dalam forum tersebut, ia menyampaikan bahwa demokrasi telah menjadi alat untuk memilih pemimpin nasional yang ditunjuk langsung oleh rakyat.

Karena dipilih oleh rakyat, para pemimpin nasional harus memahami harapan rakyat yang ditujukan kepadanya. Sosok pemimpin yang juga memahami keresahan masyarakat yang akhirnya menciptakan kebijakan yang berpihak kepada warga, bukan kelompok atau golongan tertentu.

Baca Juga

"Kepemimpinan nasional tercapai apabila seseorang pemimpin itu berkemampuan merasai degub jantung dan nadi rakyat, memahami keresahan, impian, serta harapan mereka," ujar Mahathir di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (17/6/2022).

Pemimpin nasional, jelas Mahathir, bisa muncul jika sejak awal sosok tersebut memang menjadi penyambung lidah rakyat. Jika sosok tersebut memang terpilih menjadi seorang pejabat negara, kekuasaan tersebut harus dipertanggungjawabkan lewat kebijakan-kebijakannya kepada rakyat.

"Keputusan serta dasar-dasar yang diperkenalkan mesti merangkumi majority rakyat, rakyat tanpa meminggirkan mana-mana kumpulan selain tidak mementingkan satu kelompok saja," ujar Mahathir.

Namun, jika hal tersebut tak dapat terpenuhi, ada harapan rakyat yang dikecewakan setelah memilihnya maju sebagai pemimpin nasional. Sosok tersebut hanya akan menjadi alat pembuat kebijakan bagi para elite yang mendukungnya.

"Jika ini berlaku, pemimpin itu akan hilang aspirasi sebagai pemimpin nasional dan menjadi pendukung elitis. Karena itu ke pimpinan nasional memerlukan keberanian membuat keputusan dan tindakan, walau bagaimana pahit sekalipun," ujar Mahathir.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, ia sudah berkawan dengan Mahathir sejak 40 tahun yang lalu. Mahathir dipandang sebagai patriot untuk masa depan bangsanya yang lebih baik.

"Ini jadi yang tentunya menambah spirit kita, motivasi diri kita untuk kita lebih jujur, dan memberikan nilai atas fakta objektif. Sebagai individu warga negara ini, kita punya niat baik ingin lebih baik, maka bergerak terus agar lebih baik, lebih baik terus," ujar Surya.

Kehadiran Mahathir bertujuan untuk memacu semangat kader Partai Nasdem guna menghadapi Pemilu 2024. Pada usia yang tak lagi muda, ia mengapresiasi mantan perdana menteri Malaysia yang bersedia memberikan pandangannya terkait kepemimpinan nasional.

"Ini merupakan momentum yang amat berharga bagi Partai Nasdem tentunya untuk menambah spirit, menambah motivasi," ujar Surya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement