Jumat 17 Jun 2022 19:00 WIB

Sejumlah Ulama dan Politisi Hadiri Silatnas dan Munas Jatti

Silatnas dan Munas ini juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Muhyiddin Junaidi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Muhyiddin Junaidi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (Jatti) menggelar kegiatan Silaturrahmi Nasional (Silatnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) I di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Jumat (17/6). Silatnas dan Munas 2022 ini mengangkat tema "Konsolidasi Organisasi Serta Peneguhan Peran Jatti di Kancah Nasional dan Global". 

Kegiatan akbar alumni Timur Tengah ini tampak dihadiri sejumlah kiai dan ulama, seperti mantan Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) KH Ahmad Satori Ismail, Ustaz Bachtiar Nasir, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Muhyiddin Junaidi. Berdasarkan rundown acara, kegiatan ini juga akan dihadiri Ustaz Adi Hidayat. Sedangkan Ustaz Abdul Somad hanya menyampaikan sambutannya melalui rekaman video. 

Baca Juga

Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri sejumlah politisi Indonesia, seperti Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dan politisi dari Partai Gerakan Indonesia Raya, Ahmad Muzani. Muzani tiba dilokasi sekitar pukul 14.30 WIB. Lima menit kemudian baru disusul dengan kedatangan Jusuf Kalla. 

Silatnas dan Munas ini juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Anies tiba di lokasi pada pukul 15.00 WIB. Saat memasuki ruang acara, dia pun mendapatkan tepuk tangan dari peserta. Bahkan, terdengar juga teriakan takbir. Dalam acara ini, Anies kemudian menyampaikan sambutannya di hadapan 100 lebih peserta.

Sebagai Ketua Dewan Pembina Jatti, KH Muhyiddin Junaidi menjelaskan, sebelum Indonesia merdeka telah banyak santri-santriwati Indonesia yang belajar ke Timur Tengah. Secara hitungan kasar, kata dia, alumni dari Timur Tengah ada sekitar 80 ribu orang. Di antara alumni Timur Tengah yang terkenal adalah pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri NU KH Hasyim Asy'ari.

Karena itu, menurut dia, pada 2019 lalu akhirnya didirikan lah Jatti sebagai wadah bagi para alumni Timur Tengah untuk berkontribusi bagi Indonesia. "Maka, kami sekitar empat tahun lalu mendirikan Jatti ini dengan harapan kami bisa berkontribusi bagi pembangunan Indonesia tercinta," ujar Kiai Muhyiddin saat sambutan.

Saat ini, menurut dia, Jatti sudah terbentuk di 26 wilayah. Namun, dia menegaskan bahwa Jatti tidak mengejar target untuk Pemilu 2024 dan tidak akan terkontaminasi dengan kepentingan politik. Karena, misi Jatti hanya untuk menjalin ukhuwah Islamiyah. 

"Mudah-mudahan kita tak mengejar target untuk 2024. Tapi Misi kami adalah untuk menjalin ukhuwah Islamiyah," kata Kiai Muhyiddin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement