Jumat 17 Jun 2022 19:34 WIB

Jubir: Vaksin Booster Jadi Utama dengan Adanya Varian BA.4 dan BA.5

Untuk meningkatkan antibodi perlu disuntikan booster agar meningkatkan imunitas tubuh

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin booster Covid-19 kepada warga di Polsek Jagakarsa, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Menurut data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, jumlah penerima vaksin dosis penguat atau bosster di Indonesia mencapai 48,2 juta jiwa atau 23,17 persen dari total masyarakat yang menjadi target penerima vaksin booster di Indonesia berjumlah sekitar 208 juta jiwa. Sejumlah pakar kesehatan mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang beredar di masyarakat saat ini masih efektif untuk menekan laju penyebaran varian baru BA4 dan BA5. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin booster Covid-19 kepada warga di Polsek Jagakarsa, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Menurut data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, jumlah penerima vaksin dosis penguat atau bosster di Indonesia mencapai 48,2 juta jiwa atau 23,17 persen dari total masyarakat yang menjadi target penerima vaksin booster di Indonesia berjumlah sekitar 208 juta jiwa. Sejumlah pakar kesehatan mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang beredar di masyarakat saat ini masih efektif untuk menekan laju penyebaran varian baru BA4 dan BA5. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengingatkan proteksi diri menjadi penting di tengah masuknya dua subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

Proteksi tersebut antara lain dengan menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster. "Booster menjadi hal utama yang kini sangatlah penting terutama dengan adanya sub varian baru ini," ujar Reisa dalam keterangan persnya secara virtual, Jumat (17/6).

Baca Juga

Reisa mengatakan imunitas atau kekebalan dari vaksin sebelumnya tidak selamanya tinggi. Karena setelah beberapa bulan, kadar atau jumlah antibodi dalam tubuh akan menurun.

Sehingga, untuk meningkatkan antibodi perlu disuntikan booster agar meningkat kembali dan memberikan proteksi yang optimal."Dengan tingginya imunitas atau kekebalan dalam tubuh kita dan masyarakat, maka diharapkan tidak terjadi lonjakan kasus yang tinggi kembali dan angka kesakitan serta kefatalan dapat menurun," ujar Reisa.

Karena itu, Reisa mengajak masyarakat yang belum melakukan vaksin booster untuk menambah dosis ketiga. Namun, vaksin dosis ketiga ini harus didahului dengan vaksin dosis lengkap terlebih dahulu. "Tentunya Bapak Ibu saudara-saudari harus dilengkapi terlebih dahulu ya vaksin sebanyak dua dosis, baru kemudian melakukan Booster paling cepat 3 bulan setelahnya," kata dia.

Reisa memaparkan, saat ini capaian vaksinasi dosis lengkap di Indonesia sudah mencapai 80,8 persen dari total sasaran vaksinasi nasional 208 juta orang dan 71,62 persen dosis lengkap dari target sasaran ditambah usia 6 tahun ke atas.

Namun, untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster baru mencapai 48 juta orang."Maka untuk menghadapi kenaikan kasus yang belakangan ini terjadi ya dan ke depannya, Booster yang baru mencapai sekitar 48 juta orang hingga saat ini perlu segera ditingkatkan," ujar dia.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement