Jumat 17 Jun 2022 21:46 WIB

Atasi Kelangkaan Chip, Industri Semikonduktor Jerman Siap Investasi di Tanah Air

Kemenperin menyebut Jerman buka peluang kembangkan pabrik semikonduktor

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengembangan teknologi chip (ilustrasi). Melalui pertemuan pada kunjungan kenegaraan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier, Indonesia dan Jerman sepakat meningkatkan investasi di bidang industri berteknologi tinggi dan membuka peluang mengembangkan pabrik semikonduktor di Indonesia agar industri tersebut dapat berperan dalam rantai pasok chip global.
Foto: www.sk.com
Pengembangan teknologi chip (ilustrasi). Melalui pertemuan pada kunjungan kenegaraan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier, Indonesia dan Jerman sepakat meningkatkan investasi di bidang industri berteknologi tinggi dan membuka peluang mengembangkan pabrik semikonduktor di Indonesia agar industri tersebut dapat berperan dalam rantai pasok chip global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri semikonduktor merupakan urat nadi yang memegang peran esensial dalam percepatan transformasi digital. Seiring berkembangnya era industri 4.0, kebutuhan chip semikonduktor terus bertumbuh.

“Kami melihat, permintaaan semikonduktor yang meningkat ini merupakan peluang investasi strategis. Indonesia perlu merebut peluang tersebut,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (17/6).

Menperin mengemukakan, Indonesia merupakan pasar besar bagi produk elektronika. Maka, Kementerian Perindustrian memacu tumbuhnya industri semikonduktor. Langkah ini diyakini akan memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing.

“Selain itu, adanya perkembangan perangkat telekomunikasi dan otomotif khususnya kendaraan listrik (electrical vehicle/EV). Sekaligus digitalisasi di banyak sektor, juga semakin membuka kesempatan bagi industri semikonduktor,” ujarnya.

Agus optimistis, pengembangan industri semikonduktor di tanah air dapat diakselerasi, misalnya dengan bergabung ke dalam ekosistem industri semikonduktor dunia dan memasuki rantai pasok chip global. “Hal ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan negara pemain chip global, salah satunya Jerman,” ungkap dia.

Melalui pertemuan pada kunjungan kenegaraan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier, Indonesia dan Jerman sepakat meningkatkan investasi di bidang industri berteknologi tinggi dan membuka peluang mengembangkan pabrik semikonduktor di Indonesia agar industri tersebut dapat berperan dalam rantai pasok chip global.

PT Infineon Technologies Batam, telah berkomitmen untuk peningkatan investasi sebesar 35,37 juta euro atau Rp 569,3 miliar untuk peningkatan kapasitas 65 juta per minggu pada 2025, dan akan bertambah menjadi 83,57 juta dolar AS atau Rpb1,3 triliun untuk kapasitas 150 juta per minggu sampai 2030.

PT Infineon Technologies Batam merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri semikonduktor, dan telah berinvestasi di Indonesia sejak 1996. Kapasitas produksi PT Infineon Technologies Batam pada 2020 mencapai 15 juta pcs per minggu dan meningkat menjadi 22 juta pcs per minggu pada 2021.

Menperin menegaskan, pihaknya berkomitmen mengakselerasi transformasi industri 4.0 melalui program Making Indonesia 4.0. Langkah strategis yang dijalankan, antara lain melalui peningkatan awareness, penilaian kesiapan, pendampingan transformasi industri 4.0, pelaksanaan project transformasi, launching ekosistem industri 4.0, penghargaan INDI 4.0 dan national lighthouse industry 4.0, serta conferences dan expo industri 4.0.

“Kami menetapkan PT Infineon Technologies Batam sebagai National Lighthouse Industri 4.0 pada tahun ini. Itu setelah melalui berbagai tahapan verifikasi. Sebelumnya di tahun 2021, PT Infineon Technologies Batam telah menerima anugerah INDI 4.0 dari kami untuk kategori Smart Factory,” jelas Menperin.

Infineon merupakan perusahaan keempat di Indonesia yang ditetapkan sebagai National Lighthouse Industri 4.0, menyusul PT Akebono Brake Astra Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur, serta PT Indolakto-Purwosari. National Lighthouse Industri 4.0 menjadi contoh dalam transformasi digital dan penerapan teknologi 4.0. Perusahaan-perusahaan ini dianggap layak menjadi role model bagi pelaku industri di sektornya serta dapat menjadi mitra dialog pemerintah dalam implementasi Industri 4.0 di Indonesia.

Mengutip data Kementerian Investasi/BKPM, pada 2021, nilai transaksi dagang antara Indonesia dan Jerman mencapai 6 miliar dolar AS. Dalam kurun 2017-2021, investasi langsung dari Jerman ke Indonesia tercatat sebanyak 1 miliar dolar AS.

Pada kuartal I 2022, investasi Jerman ke Indonesia berada di peringkat 12 dengan nilai 98,4 juta dolar AS. Tahun ini, investasi dari negara tersebut ditargetkan mencapai 248 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement