Sabtu 18 Jun 2022 04:20 WIB

Perwira Inggris: Rusia Rugi Besar, Kalah Secara Strategis

Rusia dinilai tidak akan pernah bisa mengambil seluruh wilayah Ukraina.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Ukraina melihat layar drone yang menunjukkan posisi pasukan Rusia selama pertempuran sengit di garis depan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina, Rabu, 8 Juni 2022.
Foto: AP/Oleksandr Ratushniak
Tentara Ukraina melihat layar drone yang menunjukkan posisi pasukan Rusia selama pertempuran sengit di garis depan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina, Rabu, 8 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala angkatan bersenjata Inggris mengatakan Rusia telah "kalah secara strategis" dalam perang di Ukraina dan sekarang kekuatannya semakin berkurang. Laksamana Sir Tony Radakin, mengatakan, Rusia menderita kerugian besar, kehabisan pasukan dan rudal canggih, dan tidak akan pernah bisa mengambil alih seluruh Ukraina.

"Ini adalah kesalahan yang mengerikan dari Rusia. Rusia tidak akan pernah menguasai Ukraina,” kata Tony Radakin kepada PA Media dalam sebuah wawancara, dilansir dari laman the Guardian, Jumat (17/6/2022).

Baca Juga

Perwira militer berpangkat tinggi itu mengatakan, presiden Rusia Vladimir Putin telah kehilangan 25 persen dari kekuatan darat Rusia hanya untuk keuntungan kecil. Kekuatan Rusia akan berkurang, sementara kekuatan NATO bertambah. "Rusia sudah kalah secara strategis. NATO lebih kuat, Finlandia dan Swedia ingin bergabung," kata Tony Radakin.

Radakin mengatakan, Putin dapat mencapai keberhasilan taktis dalam beberapa pekan mendatang. Tapi itu telah mengorbankan seperempat kekuatan tentara negaranya untuk keuntungan kecil, dan kehabisan pasukan serta rudal berteknologi tinggi. "Mesin Rusia sedang melaju, dan bertambah beberapa, dua, tiga, lima kilometer setiap hari,” kata laksamana itu.

"Dan Rusia memiliki kerentanan karena kehabisan orang, kehabisan rudal berteknologi tinggi. Presiden Putin telah menggunakan sekitar 25 persen dari kekuatan pasukannya untuk mendapatkan sejumlah kecil wilayah dan 50 ribu orang tewas atau terluka. Rusia gagal,” jelas Tony Radakin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement