Jumat 17 Jun 2022 23:14 WIB

Surya Paloh: Apa yang Mau Ditiru dari Sikap Paling Berkuasa?

Surya meminta, kader Partai Nasdem tetap arif dan bijaksana dalam berpolitik. 

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyampaikan pidato dalam penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Pada penutupan Rakernas Partai Nasdem tersebut Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengumumkan 3 nama bakal calon presiden hasil dari hasil Rakernas yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyampaikan pidato dalam penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Pada penutupan Rakernas Partai Nasdem tersebut Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengumumkan 3 nama bakal calon presiden hasil dari hasil Rakernas yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan bahwa partainya terus bergerak membuat politik gagasan yang diiringi niat baik untuk rakyat. Ia yakin, hal tersebut dapat membawa kemenangan bagi partainya.

Namun, jika Partai Nasdem memenuhi hal tersebut atau melebihinya, ia mengingatkan agar para kader tidak sombong. Partainya harus menjadi pihak yang dapat menjaga komunikasi politik dengan semua pihak.

Baca Juga

"Buang itu praktik kesombongan, merasa hebat sendiri, merasa paling mantap sendiri, itu bukan Nasdem. Ada urusan apa? Kita tidak pernah untuk merendahkan," ujar Surya dalam pidatonya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (17/6).

Surya meminta, kader Partai Nasdem tetap arif dan bijaksana dalam berpolitik. Termasuk jika ada pihak yang salah sangka terhadap apa yang dilakukan oleh partainya.

"Kalau ada yang bersalah sangka kepada kita, kita harus arif dan bijaksana, Nasdem masih banyak stok senyumnya. Nasdem harus terbiasa dengan humor, dengan canda, dan tertawa berpolitik dengan suka ria," ujar Surya.

Politik bukanlah ajang untuk saling merendahkan satu sama lain dan bukan juga alat untuk menyombongkan diri dengan kekuasaan yang telah dimiliki. "Kita tidak pernah untuk merendahkan dan berniat mengurangi rasa respect dan hormat kita kepada siapapun. Itu baik kepada pribadi perorangan, maupun kelompok, dan institusi, itu bukan Nasdem," ujar Surya.

"Apa yang mau kita tiru dari semangat berpikir seperti itu? dengan modal kesombongan seakan-akan yang paling benar, paling kuat, paling berkuasa," sambungnya.

Kader Partai Nasdem diminta untuk berjuang dengan mengedepankan profesionalitas yang didampingi moralitas. Pemilihan umum (Pemilu) 2024 menjadi momentum untuk membuktikan hal tersebut.

"Inilah perjuangan kita, perjalanan partai ini ke depan. Kita supaya meningkatkan perolehan elektoral kita," ujar Surya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement