REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menyerukan Dewan Keamanan PBB menanggapi secara terkoordinasi terhadap provokasi rudal Korea Utara (Korut). Hal ini diungkapkan dalam percakapan telepon dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam laporan Newsis Korsel pada Jumat (17/6/2022).
Yoon juga menyerukan komunikasi yang erat untuk bantuan ke Korut dalam memerangi pandemi Covid-19. Seperti diketahui, Pyongyang tengah berjuang melawan wabah pertama yang dikonfirmasi dari infeksi Covid-19 sebulan belakangan.
Korsel dan Amerika Serikat (AS) telah menawarkan untuk memberikan bantuan termasuk bantuan vaksin. Namun Pyongyang tetap tidak responsif saat meningkatkan ketegangan dengan serangkaian tes senjata.
Seruan Yoon untuk tanggapan terkoordinasi PBB datang setelah China dan Rusia memveto upaya pimpinan AS untuk menjatuhkan sanksi baru PBB terhadap Pyongyang atas peluncuran rudal balistik terbaru. Veto ganda secara terbuka memecah 15 anggota Dewan Keamanan untuk pertama kalinya sejak mulai menghukum Pyongyang pada 2006.
Di Washington, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman bertemu Kim Gunn, Perwakilan Khusus Korsel untuk Urusan Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea. Keduanya membahas cara-cara untuk memastikan tanggapan internasional yang kuat dan terkoordinasi terhadap kegiatan destabilisasi Korut.