Sabtu 18 Jun 2022 05:57 WIB

Alumni Timur Tengah akan Perkuat Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah Islamiyah diperkua alumni Timur Tengah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Alumni Timur Tengah akan Perkuat Ukhuwah Islamiyah. Foto:  Toleransi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Alumni Timur Tengah akan Perkuat Ukhuwah Islamiyah. Foto: Toleransi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (Jatti) menggelar kegiatan Silaturrahmi Nasional (Silatnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) I di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Jumat (17/6/2022). Organisasi ini akan memperkuat ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama umat Islam di Indonesia.

Ketua Dewan Pembina Jatti, KH Muhyiddin Junaidi menjelaskan, Jatti saat ini sudah terbentuk di 26 Provinsi. Namun, dia menegaskan bahwa Jatti tidak akan mengejar target untuk Pemilu 2024. Karena, kata dia, misi Jatti hanya untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah. 

Baca Juga

"Mudah-mudahan kita tidak akan mengejar target untuk 2024. Tapi, misi kami adalah yang pertama,  menjalin ukhuwah Islamiyah," ujar Kiai Muhyiddin saat sambutan.

Menurut dia, anggota Jatti sendiri terdiri dari berbagai macam ormas Islam. Kendati demikian, Jatti tidak akan menjadi ormas Islam. Menurut dia, Jatti hanya akan menjadi wadah untuk memperkuat hubungan umat Islam Indonesia. 

"Ya mudah-mudahan Jatti tidak akan menjadi ormas Islam, tapi Jatti akan menjadi wadah yang akan melesatrikan dan memeperkuat hubungan umat Islam di Indonesia," ucap dia. 

Kiai Muhyiddin mengungkapkan, sebelum Indonesia merdeka telah banyak santri-santriwati Indonesia yang belajar ke Timur Tengah. Secara hitungan kasar, kata dia, alumni dari Timur Tengah ada sekitar 80 ribu orang. Di antara alumni Timur Tengah yang terkenal adalah pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari.

"Mereka adalah kader dan alumni Jalinan alumni Timur Tengah se-Indonesia," kata Kiai Muhyiddin. 

Dia menambahkan, masyarakat Indonesia juga tidak boleh melupakan sejarah bahwa negara-negara Arab lah yang pertama mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Karena itu, menurut dia, para alumni Timur Tengah akhirnya membuat organisasi Jatti pada 2019 lalu. 

"Maka, kami empat tahun yang lalu mendirikan Jatti ini dengan harapan agar kami di Jatti bisa memberikan berkontribusi bagi pembangunan negara Indonesia tercinta," jelas Kiai Muhyiddin. 

Silatnas dan Munas 2022 ini mengangkat tema "Konsolidasi Organisasi Serta Peneguhan Peran Jatti di Kancah Nasional dan Global". Kegiatan ini diikuti oleh 100-an lebih peserta dan dihadiri sejumlah tokoh nasional, yang di antaranya adalah  Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla. 

Dalam sambutannya, mantan Wakil Presiden RI mengatakan, para alumni Timur Tengah di Indonesia selama ini telah memberikan pengetahuan yang luar biasa kepada umat Islam. Namun, dia berharap kepada mereka agar tidak melakukan dakwah bil lisan saja, tapi juga berdakwah bil hal. 

Dia menuturkan, Nabi Muhammad SAW sendiri lebih lama menjadi pedagang daripada menjadi Rasul. Menurut dia, Nabi menjadi pedagang selama 27 tahun. Sedangkan menjadi utusan Allah hanya 22 tahun. 

"Artinya, dakwah itu bukan hanya langsung ceramah, tapi bagaimana juga memberikan contoh-contoh yang baik dan dorongan semanagat dari Rasul," kata Jusuf Kalla.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement