REPUBLIKA.CO.ID,ST. PETERSBURG -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Jumat (17/6), ekonomi negara itu akan mengatasi sanksi yang sembrono dan gila. Dia mengecam negara-negara yang menurutnya ingin melemahkan Rusia, termasuk Amerika Serikat.
"AS menyatakan kemenangan dalam Perang Dingin dan kemudian menganggap diri mereka sebagai utusan Tuhan sendiri di planet Bumi," ujar Putin di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg.
Rusia berada di bawah beragam sanksi setelah mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari. Ratusan perusahaan asing juga menangguhkan operasi di Rusia atau ditarik keluar dari negara itu seluruhnya.
Tapi, Putin mengatakan, tindakan yang mencoba merusak ekonomi Rusia tidak berhasil. "Perusahaan Rusia dan otoritas pemerintah bekerja dengan cara yang tenang dan profesional. Kami menormalkan situasi ekonomi. Kami menstabilkan pasar keuangan, sistem perbankan, sistem perdagangan," ujarnya.
Tingkat inflasi yang diproyeksikan Rusia telah turun sedikit. Namun, menurut Putin, tingkat tahunan yang diproyeksikan saat ini sebesar 16,7% persen dan terlalu tinggi.
Putin juga dengan keras membela tindakan negaranya di Ukraina. Rusia berpendapat tetangganya itu merupakan ancaman karena keinginannya untuk bergabung dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Dalam situasi saat ini, dengan latar belakang meningkatnya risiko dan ancaman, keputusan Rusia untuk melakukan operasi militer khusus adalah keputusan yang dipaksakan,” kata pemimpin Rusia itu.
"Sangat sulit untuk membuatnya, tetapi itu terpaksa dan perlu. Itu adalah keputusan oleh negara berdaulat yang memiliki hak tanpa syarat, berdasarkan Piagam PBB, untuk mempertahankan keamanannya," ujarnya.
Putin memprediksi keberhasilan Rusia di Ukraina setelah lebih dari 16 minggu pertempuran. "Semua tujuan operasi militer khusus pasti akan tercapai," katanya.
"Ini telah ditentukan sebelumnya oleh keberanian dan kepahlawanan para pejuang kita, konsolidasi masyarakat Rusia, yang dukungannya memberikan kekuatan dan kepercayaan kepada tentara dan angkatan laut Rusia, pemahaman mendalam tentang kebenaran dan keadilan historis dari perjuangan kita," kata presiden Rusia itu.
Menurut Putin, Rusia juga akan menerima salah satu pilihan yang dibuat oleh Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk di wilayah Donbas di Ukraina timur tentang masa depan mereka. Ada spekulasi yang konsisten bahwa wilayah separatis akan mengadakan pemungutan suara untuk bergabung dengan Rusia, mirip dengan ketika Rusia mencaplok Krimea pada 2014. Para pemimpin separatis dari dua wilayah telah menyatakan keinginan untuk referendum semacam itu.
Pertempuran di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran akan krisis pangan global karena telah mengganggu ekspor pangan, terutama biji-bijian. Namun, Putin mengatakan, Rusia dapat secara signifikan meningkatkan ekspor makanan dan pupuknya. Hanya saja, dia menyatakan keprihatinan bahwa Ukraina mungkin menggunakan pendapatan dari ekspor untuk membayar senjata yang telah diterimanya dari negara lain.
Sumber: https://apnews.com/article/russia-ukraine-putin-government-and-politics-economy-ef639f9822cf8cc53a8360ad5c6899fe