REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustazah Nurlaila Thoyib dari Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) mengungkap orang tua memang harus mencari cara agar memperkenalkan dan mendekatkan ibadah zikir kepada generasi muda dan anak-anak.
Karena karekteristik anak yang berbeda dengan orang dewasa, menurutnya memperkenalkan sekaligus mengajak anak berzikir dapat dibangun dengan cara yang inovatif dan menarik. Misalnya, kata dia, dengan mengemas zikir secara menyenangkan berupa lagu-lagu shalawat.
"Salah satu cara agar zikir itu bisa disukai oleh anak adalah dengan kita buat nada-nada, bisa shalawat, bisa apa pun, yang kira-kira dekat dengan dunianya anak-anak, kata Ustazah Nurlaila saat dihubungi Republika,
Tak hanya itu, Ustazah Nurlaila menam bahkan, membangun budaya mencintai zikir pun harus dimulai dari contoh dan sikap orang tua itu sendiri. Menurut dia, orang tua me rupakan te ladan paling pertama dan paling de kat ter hadap anak sehingga apabila seorang anak terbiasa melihat orang tuanya mengge mari zikir, budaya mencintai zikir pun akan terbangun.
Intensitas dalam memperkenalkan zikir dinilai dapat dilakukan oleh orang tua terhadap anak dalam momentum apa pun. Sebab zikir sejatinya merupakan ibadah yang paling mudah dilakukan dalam kondisi apa pun. Namun, dia menyarankan, salah satu waktu yang cukup optimal untuk memperkenalkan zikir terhadap anak adalah seusai shalat berjamaah.
"Baiknya keluarga itu shalat berjamaah.Nah, setelah melaksanakan shalat berjamaah, dibiasakan berzikir,"" kata dia.
Menurut dia, membiasakan anak sedari dini untuk berzikir dan mengingat asma Allah ada lah sebuah pola asuh dan didik yang baik.Gunanya untuk memperkuat akidah serta keimanan sang anak dengan fondasi yang kokoh terhadap Islam.
Zikir pada hakikatnya adalah menyebut dan mengingat asma Allah SWT. Ibadah ini me mang mudah dilakukan dan ditemui dalam ak tivitas sehari-hari, mulai dari shalat, mende ngarkan azan, membaca doa, hingga saat be lajar dan membaca Alquran.