REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Sebanyak 110 orang santri di Pesantren Tahfiz Alquran Misbahunnur, Kota Cimahi telah menyelesaikan ujian hafalan Alquran dari mulai menghafal 5 juz hingga 30 juz. Mereka yang telah berhasil menyelesaikan hafalan langsung diwisuda, Sabtu (18/6/2022) di kawasan pondok pesantren.
Kepala Pondok Pesantren Misbahunnur, KH Badru Salam, mengatakan pihaknya kembali menggelar wisuda hafiz Alquran setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19. Total sebanyak 110 orang diwisuda sebagai hafiz Alquran.
"Kali ini bisa mewisuda 110 orang dari 110 terdiri dari empat kategori 30 juz, 15 juz, 10 juz dan 5 juz. Banyak dari mereka baru hafal 4 juz tidak bisa diikutsertakan karena minimal memiliki kemampuan di 5 juz," ujarnya di sela-sela wisuda, Sabtu (18/6/2022).
Sebelumnya, ia mengungkapkan para santri yang diwisuda terlebih dahulu harus mengikuti empat tahap ujian. Tahap pertama hafalan santri akan diuji guru, selanjutnya ujian tahsin dan membacakan hafalan di hadapan para santri.
Setelah proses tersebut dilalui, santri yang lolos akan diwisuda dan membacakan hafalan di hadapan orang tua. Total santri yang mengikuti ujian sebanyak 150 orang namun yang berhasil lolos menjadi 110 orang santri.
"Banyak terdaftar dalam proses evaluasi penilaian berguguran, asalnya 150 orang yang daftar tapi seleksi ketat tidak asal asalan hanya 110 yang naik," katanya.
Ia menuturkan kegiatan wisuda dilaksanakan tiap tahun untuk memotivasi santri giat menghafal Alquran. Selain itu menjadi tolak ukur bagi pesantren dalam menjalankan program hafalan Alquran. Pihaknya juga ingin memberikan apresiasi melalui wisuda kepada para orang tua santri.
Para santri yang hafiz Alquran, KH Badru Salam berharap mereka dapat mengajarkan kepada yang lain. Selain itu dapat menginternalisasikan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan sehari-hari.
"Fasih membaca, yang paling diharapkan nilai Alquran menjadi nilai ahlak sehari-hari, ahlak qurani," katanya. Ia menambahkan banyak dari lulusan pesantren yang hafiz Alquran melanjutkan pendidikan ke Turki, Mesir dan Yaman.
"Santri yang hafal 30 juz akan berangkat ke Madinah, sekolah," katanya. Ia pun mendorong anak yang ingin belajar menghafal Alquran untuk belajar dibarengi keteguhan orang tua.
"Sebelum program tahfiz& ada program tahsin di awal satu semester tidak boleh tahfiz tapi dibetulkan bacaannya gak ujug-ujug ke tahfiz. Bacaan kurang bagus nanti lebih sulit," katanya.
Salah seorang santri Muhammad Taufik Al Gazali hafiz Alquran 30 juz mengaku bersyukur dapat menyelesaikan hafalan 30 juz. Meski sering dilanda malas, namun ia mengaku motivasi dari berbagai pihak menguatkannya untuk berhasil menghafal 30 juz.
"Insya Allah saya akan membanggakan orang tua saya dengan memberikan mahkota dan juga kemuliaan di surga nanti," katanya. Ia pun memberikan tips bagi anak-anak yang ingin menghafal Alquran.
"Kalau metode menghafal Alquran banyak tapi yang saya gunakan, saya baca satu halaman membaca satu ayat pertama lalu diiringi terjemahannya. Jadi diserap ayat, mentadaburi arti ayat itu lebih mudah," katanya.
Ia mengaku menyelesaikan hafalan 30 juz dari sejak duduk di bangku kelas 10 hingga kelas 12. Ia pun terus menjaga hafalan dengan sering murojaah dan menjauhi kegiatan maksiat.
"Kalau dari pagi sampai siang belajar sekolah formal, subuh sampai pukul 06.30 7 ngaji hafal alquran zuhur istirahat, aar ngaji lagi sesudah isya ngaji kitab. Setiap hari langsung setor hafalan," katanya.