Sabtu 18 Jun 2022 19:47 WIB

Bawaslu Ajak GAMKI Tingkatkan Literasi Digital Masyarakat

Terjadi polarisasi masyarakat karena medsos yang membuat regresi.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja (tengah) didampingi Sekjen Bawaslu Gunawan Suswantoro (kiri), anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda (kedua kiri), Lolly Suhenty (kedua kanan), dan Totok Hariyono (kanan) menekan tombol saat seremoni apel siaga pengawasan Pemilu 2024 serentak se-Indonesia di Jakarta, Selasa (14/6/2022). Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka pemantapan kesiapan jajaran pengawas pemilu menghadapi pelaksanaan setiap tahapan Pemilu 2024.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja (tengah) didampingi Sekjen Bawaslu Gunawan Suswantoro (kiri), anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda (kedua kiri), Lolly Suhenty (kedua kanan), dan Totok Hariyono (kanan) menekan tombol saat seremoni apel siaga pengawasan Pemilu 2024 serentak se-Indonesia di Jakarta, Selasa (14/6/2022). Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka pemantapan kesiapan jajaran pengawas pemilu menghadapi pelaksanaan setiap tahapan Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja mengajak para kader Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) untuk meningkatkan literasi digital masyarakat.

Menurutnya, salah satu faktor kencangnya polarisasi masyarakat pada Pemilu 2019 terjadi karena masyarakat kurang melek pada isu-isu yang ada di media sosial.

Baca Juga

Bagja sebelumnya menganggap media sosial (medsos) merupakan pendorong demokratisasi, tetapi mulai tahun 2017 muncul sinyal yang mengarah pada hal yang sebaliknya. Puncaknya pada Pemilu 2019, terjadi polarisasi masyarakat karena medsos yang membuat regresi terhadap penguatan demokrasi.

"Maka dari itu kita harus meningkatkan akses komunikasi publik, tidak boleh masyarakat dibiarkan mengakses medsos dengan tidak bijak, harus ada peningkatanan literasi medsos masyarakat," ujar Bagja dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/6/2022).

Selain itu, kata Bagja, lembaga pers dan jurnalis juga harus terstandarisasi dengan benar. Alasannya, pers dan media merupakan salah satu sumber informasi sekaligus pilar penting dalam demokrasi.

"Jangan sampai nanti ada berita bombastis yang membuat ada pergerakan masyarakat, pergerakan massa kemudian menghantam satu sama lain, padahal isinya biasa saja," tutur dia.

Dia memandang, pelaku maupun korban hoaks atau berita bohong bukan dari masyarakat yang kurang terdidik saja, melainkan dari masyarakat terdidik pula. Dia melihat beberapa kasus pemberitaan hoaks dan fitnah, tidak kemudian senyampang dengan pendidikan strata.

"Misal ada teman-teman S1 tetap menjadi penyebar hoaks. Oleh sebab itu penguatan literasi dan kemampuan memahahami perbedaan sangat penting," ucap dia.

Bagja mengajak para kader GAMKI untuk turut ikut serta meningkatkan literasi digital masyarakat. Di sisi lain, para kader GAMKI juga harus berhati-hati dalam ber-medsos dan apabila ingin menyebarkan informasi harus melihat konten yang akan disebarkan.

"Saya yakin semangat sahabat GAMKI akan ada pada Pemilu 2024. Kami menunggu kiprah GAMKI pada Pemilu 2024, sebagaimana peran aktif GAMKI dalam gelaran-gelaran pemilu sebelumnya. GAMKI bersama KPU-Bawaslu meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia," kata Bagja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement