REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatra, Bengkulu Selatan, Bengkulu, diguncang gempa tektonik, Sabtu (18/6/2022) pukul 18.22 WIB. Kendati demikian, gempa tidak berpotensi mengakibatkan tsunami.
"Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,4. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 5.05° LS ; 102,78° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 Km arah TimurLaut Enggano, Bengkulu pada kedalaman 73 km," ujar
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dia melanjutkan, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Sementara itu, BMKG mencatat gempa bumi kali ini berdampak dan dirasakan di daerah Kepahiang dengan skala intensitas IV-V MMI yaitu getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, daerah Kota Bengkulu, Seluma, Rejang Lebong dengan skala intensitas IV MMI atau setara bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, daerah Kaur dengan skala intensitas III-IV MMI yaitu bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, daerah Liwa dan Muko-Muko dengan skala intensitas III MMI yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan akan truk berlalu, daerah Sekincau dan Pesisir Barat dengan skala intensitas II MMI yakni getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Hingga pukul 18.45 WIB, dia melanjutkan, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Lebih lanjut BMKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian, menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," ujarnya.