Ahad 19 Jun 2022 19:47 WIB

Kematian Abu Akleh dan Dugaan Kuat Inkonsisten Media-Media Barat

Media Barat memberitakan pembunuhan Abu Akleh secara tidak fair

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Jurnalis Aljazeera Shireen Abu Akleh (Ilustrasi) Media Barat memberitakan pembunuhan Abu Akleh secara tidak fair
Foto: AP/Adel Hana
Jurnalis Aljazeera Shireen Abu Akleh (Ilustrasi) Media Barat memberitakan pembunuhan Abu Akleh secara tidak fair

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Pasukan Israel pada Rabu 11 Mei lalu menembak wartawan senior Palestina, Shireen Abu Akleh, hingga berujung meninggal dunia. Abu Akleh, yang merupakan koresponden senior Aljazeera Arabic, ditembak dalam serangan di luar kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki. 

Abu Akleh (51 tahun), sebagaimana dilansir Middle East Eye, Ahad (19/6/2022), ditembak penembak jitu. Pada saat penembakan, Akleh mengenakan rompi yang dengan jelas mengidentifikasi dirinya sebagai anggota pers. Peristiwa yang juga mengakibatkan rekannya Ali Asmoadi tertembak dari belakang, disaksikan  beberapa wartawan lain termasuk kontributor Middle East Eye, Shatha Hanaysha. 

Baca Juga

Abu Akleh kemudian dilarikan ke rumah sakit Ibn Sina di Jenin, tempat di mana dia dinyatakan meninggal. Ketika berita tentang penembakan itu menyebar, pemerintah Israel mulai meluncurkan serangkaian pernyataan dan video yang bertentangan dengan peristiwa yang mengarah pada kematiannya. 

Kementerian Luar Negeri Israel merilis sebuah video yang mengklaim bahwa teroris Palestina, yang menembak tanpa pandang bulu, kemungkinan besar akan mengenai jurnalis Aljazeera Shireen Abu Akleh. Satu jam kemudian, setelah pernyataan itu dikeluarkan, pemerintah Israel merilis pernyataan atas nama Perdana Menteri Naftali Bennett. 

"Menurut informasi yang kami kumpulkan, tampaknya orang-orang Palestina bersenjata, yang menembak tanpa pandang bulu pada saat itu, bertanggung jawab atas kematian malang wartawan itu," kata Bennett saat itu. 

Sementara itu, Hananya Naftali, seorang influencer Israel yang bekerja dengan mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, juga merilis serangkaian postingan di media sosial dan dia secara salah mengklaim bahwa Abu Akleh telah dikuburkan segera karena Otoritas Palestina ingin menyembunyikan kebenaran. Tidak lama kemudian outlet berita media Barat arus utama mulai menyajikan cerita yang tidak jelas.

Baca juga: Neom Megaproyek Ambisius Arab Saudi, Dirikan Bangunan Terbesar di Dunia

Huwaida Arraf, aktivis senior Palestina-Amerika dan calon kongres, mengatakan bahwa pemberitaan tersebut tidak mengejutkan.

"Karena mesin propaganda Israel memainkan peran besar di sini. Mereka dengan sengaja mengacaukan fakta dan menyajikan informasi yang salah yang diulangi dengan setia oleh media arus utama," katanya. 

Dalam penggambaran pembunuhan Abu Akleh, The Guardian menggambarkan Al Jazeera sebagai media yang menuding Israel membunuh salah satu jurnalisnya. Lantas klaim ini disusul dengan platform Israel bahwa jurnalis Akleh mungkin telah terkena tembakan Palestina.  

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement