REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh negara-negara Barat mencoba menghancurkan negaranya dengan sanksi ekonomi. Hal ini diungkapkan dalam pidato Putin di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg. Ia mengatakan, sanksi Barat tak akan menghancurkan Rusia.
"Saya mengecam negara-negara yang ingin melemahkan Rusia termasuk Amerika Serikat. Amerika Serikat menyatakan kemenangan dalam perang dingin dan kemudian menganggap diri mereka sebagai utusanTuhan sendiri di planet Bumi," katanya pada Ahad (19/6).
Kemudian, ia melanjutkan Rusia berada di bawah beragam sanksi setelah mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. Ratusan perusahaan asing juga menangguhkan operasi di Rusia atau ditarik keluar dari negara itu seluruhnya.
"Perusahaan Rusia dan otoritas pemerintah bekerja dengan cara yang tenang dan profesional. Kami menormalkan situasi ekonomi. Kami menstabilkan pasar keuangan, sistem perbankan dan sistem perdagangan," kata dia.
Ia menambahkan tingkat inflasi yang diproyeksikan Rusia telah turun sedikit tetapi tingkat tahunan yang diproyeksikan saat ini sebesar 16,7 persen masih terlalu tinggi.
Sementara itu, Putin juga dengan keras membela tindakan negaranya di Ukraina. Rusia berpendapat tetangganya itu merupakan ancaman karena keinginannya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.
“Dalam situasi saat ini, dengan latar belakang risiko dan ancaman yang melonjak, keputusan Rusia untuk melakukan operasi militer khusus adalah keputusan yang dipaksakan. Sangat sulit untuk membuatnya, tetapi itu terpaksa dan perlu. Itu adalah keputusan oleh negara berdaulat yang memiliki hak tanpa syarat, berdasarkan Piagam PBB untuk mempertahankan keamanannya," kata dia.
Ia memprediksi keberhasilan Rusia di Ukraina setelah lebih dari 16 minggu pertempuran.
“Semua tujuan operasi militer khusus pasti akan tercapai. Ini telah ditentukan sebelumnya oleh keberanian dan kepahlawanan para pejuang kita, konsolidasi masyarakat Rusia, yang dukungannya memberikan kekuatan dan kepercayaan kepada tentara dan angkatan laut Rusia, pemahaman mendalam tentang kebenaran dan keadilan historis dari perjuangan kita," kata dia.