Senin 20 Jun 2022 08:21 WIB

Ukraina Loloskan RUU Larang Musik Berbahasa Rusia

RUU tersebut turut mengatur tentang larangan tur dengan artis atau musisi Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Viacheslav Drofa, yang dikenal sebagai Otoy, tampil selama konser untuk mengumpulkan dana bagi tentara yang berjuang untuk Ukraina di Kyiv, Ukraina, Minggu, 5 Juni 2022. Parlemen Ukraina telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) untuk melarang musik berbahasa Rusia di negara tersebut.
Foto: AP Photo/Natacha Pisarenko
Viacheslav Drofa, yang dikenal sebagai Otoy, tampil selama konser untuk mengumpulkan dana bagi tentara yang berjuang untuk Ukraina di Kyiv, Ukraina, Minggu, 5 Juni 2022. Parlemen Ukraina telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) untuk melarang musik berbahasa Rusia di negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Parlemen Ukraina telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) untuk melarang musik berbahasa Rusia di negara tersebut, Ahad (19/6/2022). Saat ini kedua negara itu masih terlibat pertempuran.

Sebuah pernyataan yang menjelaskan RUU itu mengungkapkan, musik Rusia akan membuat adopsi identitas Rusia lebih menarik. Hal itu berpotensi melemahkan Ukraina. "Produk musik negara agresor (bisa) mempengaruhi sentimen separatis di masyarakat," menurut pernyataan itu, mengutip anggota parlemen Ukraina Yaroslav Zhelezniak di Telegram, dilaporkan laman Radio Free Europe.

Baca Juga

Selain melarang peredaran dan pemutaran musik berbahasa Rusia, RUU tersebut turut mengatur tentang larangan tur dengan artis atau musisi Rusia. Pengecualian diberikan jika artis atau musisi Rusia terkait secara terbuka mengutuk invasi ke Ukraina.

RUU pun mengusulkan peningkatan kuota musik Ukraina di radio dan televisi dari 35 persen menjadi 40 persen. Selain musik, Verkhovna Rada (Dewan Tertinggi Ukraina) juga telah melarang impor dan distribusi buku serta produk cetak lainnya dari Rusia. Larangan turut berlaku bagi buku-buku asal Belarusia dan wilayah Ukraina yang sudah diduduki atau dikuasai Rusia.

Parlemen mengesahkan undang-undang (UU) terpisah untuk merangsang perkembangan penerbitan dan distribusi buku Ukraina. Saat ini Ukraina masih mendorong beberapa UU lain yang bertujuan melindungi budaya dan ruang informasi mereka dari pengaruh Rusia.

Konflik di Ukraina telah berlangsung sejak 24 Februari lalu. Menurut PBB, pertempuran telah menyebabkan setidaknya 5 juta warga Ukraina mengungsi ke negara-negara tetangga. Sementara di internal Ukraina, diperkirakan 8 juta warga kehilangan tempat tinggal. Hingga kini belum ada tanda-tanda Moskow dan Kiev akan menyepakati gencatan senjata atau mengakhiri peperangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement