REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengatakan sangat prihatin atas keputusan pengadilan Vietnam menjatuhkan hukuman penjara selama dua tahun kepada aktivis lingkungan negara tersebut, Nguy Thi Khanh. Washington meminta Hanoi membebaskan dia.
"AS meminta Pemerintah Vietnam untuk membebaskan Khanh, yang telah diakui secara internasional atas pekerjaannya memajukan perubahan iklim dan masalah energi berkelanjutan di Vietnam, serta aktivis lingkungan yang ditahan lainnya yang bekerja untuk kepentingan Vietnam dan rakyatnya,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, Ahad (19/6/2022).
Pada 17 Juni lalu, Nguy Thi Khanh dinyatakan bersalah dalam kasus penggelapan pajak. Dia diganjar dengan hukuman dua tahun penjara. Aktivis lingkungan yang vokal menyerukan Pemerintah Vietnam untuk mengurangi jumlah batu bara dalam rencana energi nasionalnya ditangkap pada Februari lalu.
“Dari kontribusinya kepada masyarakat Vietnam dan pekerjaan-pekerjaannya, vonis yang diberikan kepada Khanh terlalu keras,” kata organisasi lingkungan, GreenID, mengomentari hukuman dua tahun penjara kepada Khanh, dikutip laman Aljazirah.
Direktur Eksekutif Goldman Environmental Prize Michael Sutton turut menyerukan agar Khanh dibebaskan. “Kami percaya bahwa tuntutan hukum yang ditujukan kepadanya adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk membungkam para pemimpin lingkungan di Vietnam,” ujar Sutton.
Pada 2018, Khanh menjadi warga Vietnam pertama yang memenangkan Goldman Environmental Prize. Penghargaan itu diberikan setelah Khanh meyakinkan para pejabat Vietnam untuk menghapus proyek listrik tenaga batu bara 20 ribu megawatt dari rencana energi nasional negara tersebut pada 2030.
Dalam wawancara dengan AFP pada 2020, Khanh mengakui risiko aktivismenya. “Ketika kami mendapat pengakuan global, kelompok kepentingan pribadi mengenali siapa musuh mereka, dan mereka sangat kuat,” ucapnya kala itu.