Senin 20 Jun 2022 10:55 WIB

Menara Samovar, Akulturasi Tradisi dan Agama di Turki

Masjid Turki campurkan tradisi masyarakat dan agama di Menara Samovar.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Menara Samovar, Alkulturasi Tradisi dan Agama di Turki
Foto: Daily Sabah
Menara Samovar, Alkulturasi Tradisi dan Agama di Turki

REPUBLIKA.CO.ID, EYNESIL -- Lokasi medan yang tidak rata di wilayah Laut Hitam Turki sering memaksa penduduknya untuk menghadirkan solusi arsitektur yang kreatif. Dalam proses pembangun masjid di Kota Eynesil Provinsi Giresun, pencarian simbol untuk kota menghasilkan menara masjid baru yang dirancang menyerupai samovar.

Provinsi Giresun tidak terlalu dikenal sebagai "pusat teh" di Turki. Kehormatan itu milik Rize, provinsi Laut Hitam lainnya di mana produksi teh adalah bisnis utama. Meski demikian, kota Eynesil di provinsi tersebut yang dikenal dengan ekspor kacangnya yang lezat, juga memiliki kebanggaan atas lima pabrik teh dan pengabdian penduduknya pada kebiasaan nasional Turki ini.

Baca Juga

Dengan pemikiran ini, sekelompok dermawan di kota kuno di pantai Laut Hitam bergerak membangun sebuah masjid pada 1987. Konstruksi bangunan mengandalkan sumbangan yang memakan waktu 35 tahun, mengingat sentuhan desainer yang indah menghiasi masjid.

Dilansir di Daily Sabah, Senin (20/6/2022), sebuah menara unik berwarna krem terlihat sangat membedakan dari yang lain, karena bentuknya seperti samovar dan menarik pengunjung. Samovar merupakan wadah atau pot logam besar yang digunakan masyarakat setempat untuk merebus air.

Menara unik yang ada di Masjid Hijau tersebut membutuhkan waktu lebih dari empat tahun untuk dibangun, jauh lebih lama daripada menara tradisional yang menghiasi masjid-masjid negara itu. Masjid ini sebagian terbuka untuk beribadah, karena para pekerja terus memberikan sentuhan akhir pada eksteriornya.

Kepala Asosiasi yang didirikan untuk pembangunan masjid, Ayhan Tufanoğlu, mengatakan mereka berusaha membangun sebuah masjid yang layak dipuji karena keindahannya seperti yang dilakukan nenek moyang mereka.

Tufanoğlu, yang juga bertugas sebagai pekerja konstruksi di masjid, mengatakan mereka berupaya mengerjakan detail halus dari setiap blok batu yang membentuk masjid.

“Untuk menara, kami membawa batu berwarna berbeda dari tempat yang berbeda. Batu-batu hijau diangkut dari kota terdekat Oren. Batu kuning dibawa dari provinsi Bayburt dan batu merah dikumpulkan dari Kürtün Stream,” katanya.

Ia menyebut Eynesil terkenal dengan tehnya. Karena itu, mereka juga ingin agar kota ini menjadi semakin dikenal dengan memberikan sentuhan khas kebiasaan masyarakat di masjid tersebut.

Lebih lanjut, ia menyatakan samovar merupakan simbol persatuan. Dengan alat masak ini, banyak orang berkumpul bersama untuk minum teh, seperti orang-orang yang berkumpul berjamaah untuk sholat di masjid.  

Sumber:

https://www.dailysabah.com/turkey/turkish-mosque-weds-habit-with-religion-with-samovar-minaret/news

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement