Selasa 21 Jun 2022 05:00 WIB

Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung Hingga 50 Persen

Kebiasaan buruk itu mendorong tingginya angka penyakit jantung.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Sakit jantung (ilustrasi). Kebiasaan duduk berjam-jam setiap hari dapat tingkatkan risiko serangan jantung.
Foto: www.maxpixel.com
Sakit jantung (ilustrasi). Kebiasaan duduk berjam-jam setiap hari dapat tingkatkan risiko serangan jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain merokok, ada kebiasaan umum lain yang ternyata dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan jantung. Kebiasaan ini bahkan berkaitan dengan peningkatan risiko jantung sebesar 50 persen. Kebiasaan tersebut adalah duduk terlalu lama.

Dampak duduk dalam waktu lama terhadap kesehatan jantung ini diungkapkan oleh sebuah studi yang dipublikasikan dalam JAMA Cardiology. Menurut studi ini, duduk dalam waktu yang lama dan perilaku sedenter atau tidak aktif merupakan kebiasaan yang berbahaya bagi jantung.

Baca Juga

Melalui studi ini, tim peneliti menyelenggarakan survei terhadap lebih dari 100 ribu orang di 21 negara. Para partisipan yang terlibat dalam studi ini dipantau dengan rerata durasi 11 tahun.

Selama pemantauan, tim peneliti melakukan penilaian mengenai dampak perilaku para partisipan terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Hasil studi menunjukkan bahwa partisipan yang terbiasa duduk selama enam hingga delapan jam per hari memiliki risiko 12-13 persen lebih tinggi untuk mengalami kematian dini akibat penyakit jantung.

Sementara itu, partisipan yang terbiasa duduk lebih dari delapan jam per hari memiliki peningkatan risiko sebesar 20 persen. Melalui studi ini, tim peneliti juga menemukan hubungan menarik antara kebiasaan duduk dalam waktu lama dengan kemampuan ekonomi suatu negara. Meski kebiasaan duduk terlalu lama ditemukan di semua negara, kebiasaan ini lebih banyak menjadi masalah di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

Berdasarkan temuan ini, tim peneliti memperkirakan bahwa kebiasaan duduk di negara berpendapatan tinggi cenderung berkaitan dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi dan pekerjaan yang menghasilkan gaji lebih baik. Tim peneliti menambahkan ada serangkaian bukti yang menunjukkan bahwa kebiasaan sedenter mendorong tingginya angka penyakit jantung di negara Barat.

Tim peneliti juga menemukan bahwa kombinasi antara perilaku tidak aktif dan duduk turut berkontribusi pada 8,8 persen dari semua kematian. Angka tersebut cukup mendekati angka kontribusi rokok terhadap semua kematian.

"Pesan menyeluruh yang didapatkan dari sini adalah untuk mengurangi seberapa lama Anda duduk," jelas Profesor Scott Lear dari Simon Fraser University, seperti dilansir Express.co.uk, Senin (20/6/2022).

Bila kondisi mengharuskan untuk duduk, Prof Lear menganjurkan orang-orang mencari waktu lain untuk melakukan lebih banyak latihan fisik di hari yang sama. Untuk setiap duduk yang dilakukan selama lebih dari empat jam per hari, Prof Lear menganjurkan latihan fisik selama setengah jam.

"(Penggantian ini) menurunkan risiko hingga dua persen," jawab Prof Lear.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement