Senin 20 Jun 2022 15:51 WIB

Rusia Klaim Bunuh 50 Jenderal Ukraina Lewat Serangan Rudal

Pasukan Ukraina yang terjebak di pabrik kimia masih melakukan perlawanan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi kebakaran setelah penembakan Rusia di Mykolaiv, Ukraina, Sabtu, 18 Juni 2022. Rusia meluncurkan rudal berbasis laut jarak jauhnya ke sebuah pos komando pasukan Ukraina, Ahad (19/6/2022).
Foto: AP Photo/George Ivanchenko
Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi kebakaran setelah penembakan Rusia di Mykolaiv, Ukraina, Sabtu, 18 Juni 2022. Rusia meluncurkan rudal berbasis laut jarak jauhnya ke sebuah pos komando pasukan Ukraina, Ahad (19/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia meluncurkan rudal berbasis laut jarak jauhnya ke sebuah pos komando pasukan Ukraina, Ahad (19/6/2022). Moskow mengklaim, serangan tersebut menewaskan lebih dari 50 jenderal dan perwira Ukraina.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan, pasukan negaranya terus melancarkan serangan ke fasilitas militer Ukraina. “Pada pukul 12.30 siang (Ahad), rudal berbasis laut jarak jauh Kalibr diluncurkan ke pos komando pasukan Ukraina di dekat desa Shirokaya Dacha, wilayah Dnepropetrovsk pada saat diadakan rapat kerja komandan kelompok operasional-strategi Aleksandriya,” ucapnya.

Baca Juga

“Serangan-serangan itu telah menewaskan lebih dari 50 jenderal dan perwira Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU), termasuk Staf Umum, kelompok Kakhovka, pasukan serangan udara dan unit yang beroperasi ke arah Nikolayev dan Zaporozhye,” kata Konashenkov menambahkan.

Dia mengungkapkan, serangan terhadap Sievierodonetsk berhasil dikembangkan. “Beberapa unit Angkatan Bersenjata Ukraina meninggalkan daerah operasi karena kondisi moral dan psikologis yang rendah, serta kurangnya amunisi dan pasokan logistik,” ujar Konashenkov.

Menurut kantor berita Rusia, RIA Novosti, pasukan Ukraina yang terperangkap di pabrik kimia Azot di Sievierodonetsk masih melawan. Namun mereka disebut menyatakan kesediaan untuk bernegosiasi.

Sementara itu, penasihat menteri dalam negeri Ukraina, Denys Monastyrsky mengatakan, situasi di front timur negaranya sulit, terutama ke arah Sievierodonetsk. Kendati demikian, dia mengklaim situasinya masih di bawah kendali.

Menurut Monastyrsky, pasukan Rusia belum membuat kemajuan di bidang-bidang utama dalam beberapa hari terakhir. Meski telah mencoba menciptakan terobosan di sepanjang koridor Bakhmur-Lisichansk, pasukan Rusia tetap gagal. Monastyrsky mengklaim, pasukan Rusia di kota Sievierodonetsk juga tidak membuat terobosan penting.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement