Selasa 21 Jun 2022 05:41 WIB

Itera Buka Prodi Rekayasa Kosmetik

Prodi Rekayasa Kosmetik di bawah Jurusan Teknik Produksi dan Industri.

Rep: Mursalin yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Kosmetik (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Kosmetik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang berada di Lampung membuka Program Studi (Prodi) Sarjana (S1) Rekayasa Kosmetik. Prodi tersebut hasil kerja sama dengan industri kosmetik di Indonesia. 

Prodi baru tersebut berdasarkan SK Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 337/E/O/2022 tentang Izin pembukaan Program Studi Rekayasa Kosmetik yang disahkan pada 24 Mei 2022. Itera bekerja sama dengan PT Paragon Technology and Innovation (PTI) dengan produknya Wardah, Make Over, dan Emina. 
 
Kolaborasi Itera dan PTI tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2019, dengan satu komitmen tujuannya untuk mendirikan program studi yang fokus di bidang kosmetik. Setelah izin keluar, Itera akan mulai menerima pendaftaran mahasiswa baru melalui beberapa jalur penerimaan mahasiswa tahun 2022.
 
Penerimaan prodi tersebut melalui Seleksi Mandiri SMMPTN-Barat yang pendaftarannya dibuka 1 April – 27 Juni 2022, Ujian Saringan Masuk Prestasi Khusus (USM-PK) 11 – 19 Juli 2022, dan Ujian Saringan Masuk Prodi Baru (USM-Prodi Baru) 11 – 20 Juli 2022.
 
Rektor Itera Prof Mitra Djamal mengatakan, pendirian Prodi Rekayasa Kosmetik merupakan respon Itera terhadap kebutuhan sumber daya manusia terampil di bidang kosmetik yang saat ini banyak dibutuhkan. 
 
Selain itu, kata dia, berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, permasalahan krusial dari industri kosmetik di Indonesia adalah kuatnya gempuran produk kosmetik dari luar negeri yang mendominasi pasar nasional. 
 
Menurutnya, industri kosmetik dalam negeri 90 persen masih mengandalkan bahan baku impor,  padahal persediaan sumber daya alam di Indonesia sangat melimpah untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku produk kosmetik. Untuk itu, dibutuhkan para tenaga terampil dan ahli yang dapat memanfaatkan potensi tersebut. 
 
“Indonesia masih cukup tertinggal jauh perkembangan industri kosmetik dari negara lain karena masih kurangnya SDM yang mumpuni,” kata Prof Mitra Djamal dalam keterangan persnya, Ahad (19/6/2022).
 
Ia mengatakan, Itera bersama PTI hadir untuk membentuk SDM yang siap guna. Prodi Rekayasa Kosmetik dibuka karena potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia khususnya di Sumatra, sehingga perlu dimaksimalkan lagi agar memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat Sumatra dan Indonesia.
 
Prodi Rekayasa Kosmetik di bawah Jurusan Teknik Produksi dan Industri  sub Jurusan Teknik Proses Hayati. Plt. Kepala Jurusan Teknik Produksi dan Industri Itera Prof Deny Juanda Puradimaja mengatakan, pembelajaran di Prodi Rekayasa Kosmetik fokus pada proses pembuatan dan pengembangan kosmetik dimulai dari hulu hingga ke hilir.
 
Prodi ini juga menawarkan spesialisasi ilmu kerekayasaan, formulasi, analisis, pengembangan dan pemasaran produk kosmetik yang tidak ada di institusi lainnya di Indonesia. Sasarannya, kata Deny, untuk menghasilkan lulusan yang menjanjikan, diantaranya sebagai analis laboratorium kosmetik, peneliti, wirausahawan, dan berbagai profesi lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement