Senin 20 Jun 2022 17:49 WIB

Film Lightyear Diboikot di Malaysia

Sejumlah negara Muslim memboikot film 'Lightyear'.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Gambar yang dirilis oleh Disney/Pixar ini menunjukkan karakter Buzz Lightyear, yang disuarakan oleh Chris Evans, dalam sebuah adegan dari film animasi.
Foto: Disney/Pixar via AP
Gambar yang dirilis oleh Disney/Pixar ini menunjukkan karakter Buzz Lightyear, yang disuarakan oleh Chris Evans, dalam sebuah adegan dari film animasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia dan sejumlah negara yang mayoritas penduduknya Muslim telah melarang penayangan film animasi Lightyear besutan Disney-Pixar di bioskop. Boikot itu dilakukan karena film memiliki adegan ciuman sesama jenis. 

Film rilis secara global di bioskop pada 17 Juni 2022. Semula, Dewan Sensor Film Malaysia mengatakan, film boleh tayang dengan label bimbingan orang tua untuk penonton anak yang berusia di bawah 13 tahun. Asalkan, ada modifikasi tertentu pada adegan dan dialog film.

Baca Juga

Menurut dewan sensor, film mengandung elemen yang mempromosikan gaya hidup lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ). Itu dianggap melanggar aspek-aspek utama dari pedoman sensor film, sehingga perlu ada pemotongan dan sensor adegan.

Distributor film tidak setuju dengan instruksi itu sehingga pilihan yang ada yakni membatalkan pemutaran film. Dewan Sensor Film Malaysia menyatakan tidak akan berkompromi pada adegan LGBTQ apa pun, termasuk adegan ciuman singkat antara pasangan lesbian di film.

Tidak hanya Malaysia, Uni Emirat Arab juga mengumumkan pelarangan penayangan film animasi itu di bioskop. Adegan ciuman sesama jenis muncul pada 30 menit pertama film, antara karakter Alisha Hawthorne (Uzo Aduba) dan pasangannya. 

Adegan telah menerima kritik dari penonton di Amerika Serikat. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters Television, aktor Chris Evans yang mengisi suara Buzz Lightyear menyebut sejumlah pihak di AS yang mengkritik adegan itu sebagai "orang-orang idiot".

"Selalu akan ada orang yang takut, bebal, dan berusaha mempertahankan kebiasaan lama. Tetapi orang-orang itu punah seperti dinosaurus. Saya pikir lebih baik mengabaikan mereka, bergerak maju, dan merangkul pertumbuhan kita sebagai manusia," kata Evans, dikutip dari laman Fox News, Senin (20/6/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement