Selasa 21 Jun 2022 03:04 WIB

Khawatir Protes Meluas, India Batalkan Ratusan Perjalanan Kereta

Satu orang telah tewas dan polisi telah menangkap lebih dari 300 pengunjuk rasa India

Kobaran api dari kereta api yang dibakar oleh pengunjuk rasa di stasiun kereta api Secundrabad di Hyderabad, India, Jumat, 17 Juni 2022. Ratusan pemuda yang marah melampiaskan kemarahan mereka dengan membakar gerbong kereta, merusak properti kereta api dan memblokir rel dan jalan raya dengan batu-batu besar sebagai serangan balasan berlanjut untuk hari kedua berturut-turut pada hari Jumat terhadap skema rekrutmen pemerintah jangka pendek yang baru untuk militer. Hampir 500 pengunjuk rasa jauh melebihi jumlah polisi saat mereka mengamuk selama lebih dari satu jam di stasiun kereta api Secundrabad di India selatan.
Foto: AP Photo/Mahesh Kumar A
Kobaran api dari kereta api yang dibakar oleh pengunjuk rasa di stasiun kereta api Secundrabad di Hyderabad, India, Jumat, 17 Juni 2022. Ratusan pemuda yang marah melampiaskan kemarahan mereka dengan membakar gerbong kereta, merusak properti kereta api dan memblokir rel dan jalan raya dengan batu-batu besar sebagai serangan balasan berlanjut untuk hari kedua berturut-turut pada hari Jumat terhadap skema rekrutmen pemerintah jangka pendek yang baru untuk militer. Hampir 500 pengunjuk rasa jauh melebihi jumlah polisi saat mereka mengamuk selama lebih dari satu jam di stasiun kereta api Secundrabad di India selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, KOLKATA -- Pihak-pihak berwenang di India membatalkan lebih dari 500 layanan kereta api pada Senin (20/6/2022) karena seruan protes para pemuda yang marah dengan rencana perekrutan militer. Para pemuda menilai rencana tersebut akan merampas kesempatan mereka berkarir di angkatan bersenjata.

Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi pekan lalu meluncurkan rencana yang disebut Agnipath, atau "jalan api", yang bertujuan merekrut lebih banyak orang ke militer dengan kontrak pendek empat tahun untuk menurunkan usia rata-rata angkatan bersenjata India yang berkekuatan 1,38 juta orang.

Baca Juga

Analis mengatakan skema ini juga akan membantu memotong biaya pensiun yang terus meningkat. Tetapi para pengunjuk rasa mengatakan rencana itu akan membuat mereka kehilangan kesempatan pekerjaan tetap di militer, yang memberikan jaminan pensiun, tunjangan lain, dan status sosial.

Para pejabat tinggi pertahanan mengatakan pada Ahad (19/6/2022) bahwa rencana itu bertujuan untuk memodernisasi pasukan dan tidak akan ditarik meskipun diprotes oleh ribuan pemuda yang telah menyerang dan membakar kereta api dan bentrok dengan polisi sejak pekan lalu.

Satu orang telah tewas dan polisi telah menangkap lebih dari 300 pengunjuk rasa. Kementerian perkeretaapian mengatakan dalam pernyataannya bahwa lebih dari 500 perjalanan kereta api telah dibatalkan pada Senin karena seruan mogok protes.

Di kota timur Kolkata, seorang pengunjuk rasa memegang plakat dengan pesan "Boikot Agnipath" dan menuntut rencana itu dibatalkan. "Saya ingin kementerian pertahanan menghentikan percobaan ini. Saya membutuhkan pekerjaan yang pasti dan mereka tidak berhak menawarkan pekerjaan sementara," kata pemuda itu kepada saluran berita televisi.

Di bawah skema itu, 46.000 taruna akan direkrut tahun ini dengan masa dinas empat tahun dan 25 persen dari mereka akan dipertahankan setelah empat tahun. Perekrutan dimulai bulan ini.

Dalam upaya mengakhiri protes, pemerintah telah menyesuaikan bagian-bagian rencana itu untuk menawarkan lebih banyak tentara federal dan pekerjaan di pemerintah negara bagian setelah mereka berdinas. Seorang analis kebijakan mengatakan bagian penting dari rencana itu ditujukan untuk mengurangi anggaran pemerintah untuk pensiun.

"Skema Agnipath akan mengurangi biaya seumur hidup tenaga kerja hingga beberapa puluhan juta rupee per kepala," kata Nitin Pai, direktur Pusat Penelitian Kebijakan Publik Institusi Takshashila, menulis di surat kabar Mint.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement