Selasa 21 Jun 2022 05:55 WIB

22.515 Industri Kecil Menengah Resmi Masuk Literasi Digital

Sejak 2017 pemerintah mengusung program e-Smart IKM.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang melayani calon pembeli yang memilih kerajinan berbahan bambu pada pameran industri kecil menengah (IKM). ilustrasi
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo/tom.
Pedagang melayani calon pembeli yang memilih kerajinan berbahan bambu pada pameran industri kecil menengah (IKM). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatat sebanyak 22.515 industri kecil menengah (IKM) masuk dalam literasi digital. Tercatat sebanyak 14.125 IKM telah on boarding melalui literasi digital.

Direktur Jenderal IKM dan Aneka, Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan belasan ribu IKM yang telah berpartisipasi market digital tersebut tak terlepas dari program e-Smart IKM Kementerian Perindustrian.

Baca Juga

"Saat ini yang sudah masuk ke literasi digital itu sudah 22.515 IKM dan yang sudah onboarding ada 14.125 IKM dengan kita menggandeng beberapa marketplace,” ujarnya, Senin (20/6/2022).

Menurutnya sejak 2017 pemerintah mengusung program e-Smart IKM untuk menjaring dan meningkatkan literasi digital pelaku IKM di Indonesia. Melalui program tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan literasi digital, pemasaran, hingga penyajian produk IKM secara digital.

“Hal tersebut sejalan dengan program Making Indonesia 4.0 khusus pemberdayaan IKM dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI),” ucapnya.

Reni menyebut Gernas BBI berawal dari saat Indonesia mengalami pandemi Covid-19 atau pada Mei 2020 yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo untuk mendorong ekonomi berbasis rakyat dapat tetap jalan."Jadi tuntutannya adalah bagaimana IKM tetap berproduksi tetapi kita menyajikannya secara berbeda. Jadi, targetnya adalah bagaimana IKM bisa menyajikan produknya secara digital. Karena memang tuntutan kita adalah bagaimana menjangkau pasar yang lebih luas," ucapnya.

Adanya tuntutan tersebut, lanjut Reni, BBI ditargetkan untuk meningkatkan IKM yang onboarding menjadi 30 juta pada 2023 dari jumlah saat ini 11,7 juta IKM.  Selanjutnya, bagaimana Gernas BBI mendorong pemerintah dan merek ternama dapat berperan menyukseskan program tersebut.

"Selain itu kita meningkatkan pembelian atau belanja konsumen kita terhadap produk artisan. Jadi, BBI kita mencoba meningkatkan value dari produk tertentu dibeli oleh konsumen kita," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement