Selasa 21 Jun 2022 13:12 WIB

Suhu yang Kian Memanas Mengancam Tunawisma AS

Panas yang berlebihan menyebabkan lebih banyak kematian terkait cuaca di AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Perkemahan tunawisma tumbuh dalam ukuran di barat pusat kota Jumat, 20 Mei 2022, di Phoenix. Ratusan tunawisma yang meninggal di jalanan setiap tahun karena panas, di kota-kota di sekitar A.S. dan dunia. Jajaran tunawisma membengkak setelah pandemi dan suhu yang dipicu oleh perubahan iklim melonjak.
Foto: AP Photo/Ross D. Franklin
Perkemahan tunawisma tumbuh dalam ukuran di barat pusat kota Jumat, 20 Mei 2022, di Phoenix. Ratusan tunawisma yang meninggal di jalanan setiap tahun karena panas, di kota-kota di sekitar A.S. dan dunia. Jajaran tunawisma membengkak setelah pandemi dan suhu yang dipicu oleh perubahan iklim melonjak.

REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Ratusan tenda biru, hijau, dan abu-abu didirikan di bawah terik matahari di pusat kota Phoenix. Kota besar terpanas di Amerika Serikat (AS), ribuan tunawisma kepanasan saat udara tinggi mulai terasa di musim panas.

Kota tenda yang menyesakkan telah menggelembung di tengah penggusuran era pandemi dan lonjakan sewa yang telah membuang ratusan orang ke jalanan. Gelombang panas awal bulan ini membawa suhu hingga 45,5 derajat Celcius dan ini baru memasuki Juni. Suhu tertinggi mencapai 47,7 derajat Celcius tahun lalu.

Baca Juga

"Selama musim panas, cukup sulit untuk menemukan tempat di malam hari yang cukup sejuk untuk tidur tanpa polisi mengusir Anda,” kata tunawisma Phoenix Chris Medlock.

Panas yang berlebihan menyebabkan lebih banyak kematian terkait cuaca di AS daripada gabungan angin topan, banjir, dan tornado. Panas berkontribusi pada sekitar 1.500 kematian setiap tahun dan diperkirakan sekitar setengah dari orang-orang itu kehilangan tempat tinggal.

Suhu meningkat hampir di mana-mana karena pemanasan global, digabungkan dengan kekeringan brutal di beberapa tempat untuk menciptakan gelombang panas yang lebih intens, sering, dan lebih lama. Beberapa musim panas terakhir adalah yang terpanas dalam catatan.

photo
Anak-anak bermain di Crown Fountain di Michigan Avenue, Selasa sore, 14 Juni 2022, di Chicago. Sebagian besar Midwest dan petak Selatan bersiap untuk gelombang panas yang berpotensi berbahaya dan mematikan pada hari Selasa, dengan suhu yang bisa mencapai rekor tertinggi di beberapa tempat dan dikombinasikan dengan kelembaban untuk membuatnya terasa seperti 100 derajat atau lebih panas di beberapa tempat. - (Ashlee Rezin/Chicago Sun-Times via AP)

Hanya di daerah yang mencakup Phoenix, setidaknya 130 orang tunawisma termasuk di antara 339 orang yang meninggal karena penyebab terkait panas pada 2021. "Jika 130 tunawisma meninggal dengan cara lain, itu akan dianggap sebagai peristiwa korban massal,” kata profesor kesehatan global di University of Washington Kristie L. Ebi.

Kondisi itu menjadi masalah yang membentang di seluruh AS karena meningkatnya suhu global. Panas tidak lagi berbahaya hanya di tempat-tempat seperti Phoenix.

Menurut peta musiman yang dibuat oleh ahli iklim sukarelawan untuk  International Research Institute at Columbia University, musim panas ini kemungkinan akan membawa suhu di atas normal di sebagian besar wilayah daratan di seluruh dunia. Gelombang panas yang ekstrim mencengkeram sebagian besar Pakistan dan India.

Tunawisma tersebar luas di kedua negara itu karena diskriminasi dan perumahan yang tidak memadai. Suhu tertinggi di Jacobabad, Pakistan dekat perbatasan dengan India mencapai 50 derajat Celcius pada Mei. Kepala Institut Kesehatan Masyarakat India di kota GandhinagarDileep Mavalankar mengatakan, karena pelaporan yang buruk tidak diketahui berapa banyak yang meninggal di negara itu akibat paparan panas.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement