Selasa 21 Jun 2022 13:31 WIB

Sejumlah Siswa Miskin di Depok Terancam Putus Sekolah

Sekolah negeri 100 persen dibiayai oleh negara, agar subsidi negara tepat sasaran, seharusnya sekolah negeri membuka pintu seluas-luasnya buat siswa miskin untuk sekolah

Rep: ruzdy nurdiansyah/ Red: Partner
.
Foto: network /ruzdy nurdiansyah
.

DEPOK--Kebijakan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil membatasi siswa miskin untuk bisa belajar di sekolah negeri, membuat sejumlah siswa miskin di Kota Depok terancam putus sekolah. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok, Roy Pangharapan di kepada sejumlah awak media, Selasa (21/06/2022).

DKR Kota Depok mendapat laporan dan keluhan berapa orang tua siswa miskin yang anaknya tidak diterima di sekolah negeri.

"Kebijakan Gubernur Jabar itu melanggar UUD 1945 pasal 31 ayat (4) dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49 ayat (1). Konstitusi sudah menegaskan fakir miskin jadi tanggung jawab negara. Dan alokasi anggaran pendidikan sudah jelas perintahnya," tegas Roy.

Pada Senin (20/6/2022) telah diumumkan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA dan SMK jalur afirmasi dari keluarga ekonomi tidak mampu. "Sudah ada sekitar 27 siswa miskin yang gagal masuk sekolah negeri," ungkap Roy.

Ia merinci, para calon siswa miskin tersebut adalah SMA Negeri 1 Kota Depok ada 1 siswa, SMAN 4 ada 1 siswa, SMAN 14 ada 9 siswa dan SMAN 9 ada 1 siswa. Selanjutnya untuk SMKN 1 ada 2 siswa, SMKN 2 ada 1 siswa, SMKN 3 ada 12 siswa.

"Bahkan diantaranya ada beberapa anak yatim. Ini semua akibat adanya pembatasan siswa miskin oleh Gubernur Jawa barat, Ridwan Kamil, yang hanya menerima 15 persen siswa miskin di setiap sekolah negeri di Jawa Barat ini," tegasnya.

Menurut Roy, seharusnya sebagai gubernur, Ridwan Kamil belajar dari tahun sebelumnya, utamakan sekolah negeri untuk siswa miskin. Karena keluarga miskin menjadi tanggung jawab negara, dalam hal ini Pemerintah Jabar yang ia pimpin," tuturnya.

Lanjut Roy, sekolah negeri 100 persen dibiayai oleh negara, agar subsidi negara tepat sasaran, seharusnya sekolah negeri membuka pintu seluas-luasnya buat siswa miskin untuk sekolah.

Ia mengingatkan kembali alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBD sesuai amanat UUD 1945 pasal 31 ayat (4) dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49 ayat (1).

"Karena sudah ada alokasi dana yang atas perintah undang-undang wajib disediakan 20 persen dari anggaran negara. Kok masih ada siswa miskin yang tidak bisa sekolah? Kemana anggaran tersebut?" tanyanya geram.

Atas kejadian tersebut, DKR berharap agar ada kebijakan dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk segera mengakomodir semua siswa miskin agar diterima di sekolah negeri.

"Saya berharap ada solusi dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Apalagi ini mayoritas mau ke SMK Negeri, artinya memang sekolah yang diharapkan kelak setelah lulus bisa langsung kerja," pungkas Roy. (Rusdy Nurdiansyah)

Advertisement