REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Pemerintah Iran meminta Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan Israel ke Suriah. Teheran menilai, rezim Zionis harus dimintai pertanggungjawaban atas agresinya.
“Rezim Israel terus melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Suriah, sementara Dewan Keamanan tetap diam mengenai masalah ini,” kata Duta Besar Tetap Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi, dikutip laman Mehr News Agency, Selasa (21/6/2022).
Ravanchi menilai, tindakan teroris dan keji rezim Israel melanggar hukum internasional, hukum humaniter internasional, dan kedaulatan Suriah. Di sisi lain, aksi tersebut membahayakan stabilitas dan keamanan kawasan.
”Iran akan terus mendukung rakyat dan pemerintah Suriah dalam upaya mereka untuk memulihkan persatuan dan integritas wilayah negara mereka,” ucapnya.
Ia pun menekankan, Iran mengakui hak sah Suriah untuk membela diri sesuai hukum internasional dan Piagam PBB. Israel melancarkan serangan ke Suriah secara berkala. Pada 10 Juni lalu, Israel meluncurkan serangan udara ke Bandara Internasional Damaskus.
Menurut Kementerian Perhubungan Suriah, landasan pacu di Bandara Internasional Damaskus mengalami kerusakan di beberapa titik akibat serangan tersebut. Serangan udara Israel juga menghantam gedung terminal kedua bandara.
“Akibat kerusakan ini, penerbangan masuk dan keluar melalui bandara (Damaskus) ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut,” katanya dalam sebuah pernyataan pada 11 Juni lalu.
Itu merupakan serangan pertama Israel yang menyebabkan penangguhan operasi di Bandara Internasional Damaskus. Israel telah melancarkan ratusan serangan terhadap sasaran di Suriah selama bertahun-tahun. Namun mereka jarang mengakui atau membahas operasi semacam itu. Israel disebut menargetkan pangkalan milisi sekutu Iran, seperti kelompok militan Hizbullah Lebanon.
Hizbullah memiliki anggota yang dikerahkan ke Suriah dan bertempur di pihak pasukan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hizbullah pun diduga mengirimkan senjata yang diyakini ditujukan untuk milisi.