REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Data regulator komunikasi Rusia Roskomnadzor menunjukkan Rusia telah memblokir situs media Inggris, The Telegraph. Perintah pemblokiran disampaikan jaksa umum Rusia, Selasa (21/6/2022).
Sejak Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada Februari lalu Moskow menutup berbagai media yang meliput konflik tersebut. Kremlin mengancam hukuman 15 tahun penjara bagi jurnalis yang mereka anggap menyebarkan berita palsu tentang invasi yang mereka sebut "operasi militer khusus."
Sebelumnya dilaporkan Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin takut jika demokrasi menyebar ke negaranya. Menurut Scholz, Putin pun berusaha memecah Eropa.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Muenchner Merkur yang diterbitkan di situs pemerintah Jerman pada Senin (20/6/2022), Scholz ditanya apakah Putin akan menerima jika Ukraina bergerak lebih dekat ke Uni Eropa.
“Presiden Rusia harus menerima bahwa ada komunitas demokrasi berbasis hukum di lingkungannya yang tumbuh semakin dekat satu sama lain. Dia jelas takut percikan demokrasi menyebar ke negaranya,” kata Scholz menjawab pertanyaan tersebut.
Scholz berpendapat, Putin menginginkan Eropa yang terpecah dan kembali ke politik dengan pengaruh lingkungan. “Dia (Putin) tidak akan berhasil dalam hal ini,” ujarnya.
Pekan lalu, Komisi Eropa merekomendasikan agar Ukraina diberi status kandidat untuk bergabung dengan Uni Eropa. Pada April lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah secara resmi menyerahkan kuesioner lengkap tentang keanggotaan di Uni Eropa kepada Kepala Delegasi Uni Eropa untuk Ukraina Matti Maasikas.