REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan bahwa partainya akan berkoalisi untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024. Namun, partainya tak ingin kesepakatan justru terjadi pada last minute.
"Kami tidak mau last minute deal politik, tidak ada. Itu paham maksudnya, ya? Kami lihat atur jadwal, ambilah beberapa (waktu), jangan ini malam (bertemu), besok mau diputuskan (berkoalisi)," ujar Aboe usai pelaksanaan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) PKS di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Keputusan tersebut diambil PKS dengan berkaca pada pemilu-pemilu sebelumnya, di mana keputusan terkait koalisi ataupun sosok calon presiden yang akan diusung terjadi jelang waktu akhir pendaftaran. Aboe mengatakan, koalisi harus dibicarakan jauh hari dengan terlebih dahulu menyamakan pandangan terkait visi dan misi untuk Indonesia periode 2024-2029.
"Makanya, bangunan hubungan koalisi ini kami bangun dengan bukan hanya ujung-ujug. Kita akan minum-minum kopi dulu, kami akan banyak dialog dengan visi-misi kami, kami akan bikin cerita banyak," ujar Aboe.
Kendati demikian, PKS juga tak ingin memutuskan atau mengumumkan terkait koalisi sejak dini. Namun, ia tak mengungkapkan alasan dari tak maunya PKS berkoalisi dengan partai politik lain sejak dini.
"Kami tidak mengikat antara satu dengan lainnya, sementara misalkan yang satu tahu-tahu tanpa lampu sein udah ke kanan saja set, ya silahkan udah sejauh mana, Alhamdulillah lanjut (koalisi)," ujar anggota Komisi III DPR itu.
Pendekatan juga terus dilakukan oleh PKS, beberapa di antaranya dengan Partai Nasdem dan Partai Demokrat. Terdekat, PKS akan berkunjung ke Kantor DPP Partai Nasdem pada Rabu (21/6). Ia mengakui, pertemuan tersebut merupakan bagian penjajakan koalisi untuk menghadapi Pemilu 2024.
Dua atau tiga hari berikutnya, PKS disebutnya akan kembali menjalin komunikasi dengan partai politik lainnya. Namun, ia tak mengungkapkan partai politik mana yang akan dilakukan penjajakan.
"Adapun yang terjadi berkembang ke mana, ke kiri, ke kanan memang diberikan kebebasan. Kita tidak mengikat antara satu dengan lainnya sementara," ujar Aboe.