Selasa 21 Jun 2022 17:52 WIB

Satgas: 19 Provinsi dan 208 Kabupaten/Kota Terinfeksi PMK

Lima provinsi tertinggi kasus PMK, yakni Jatim, NTB, Aceh, Jateng, dan Jabar.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sebanyak 19 provinsi dan 208 kabupaten/kota di Indonesia yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternaknya.
Foto: Tangkapan Layar/Youtube Sekretariat Presiden
Ilustrasi. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sebanyak 19 provinsi dan 208 kabupaten/kota di Indonesia yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 19 provinsi dan 208 kabupaten/kota di Indonesia yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternaknya. Data itu berdasarkan website Siagapmk.id per Selasa (21/6/2022) hari ini.

"Per hari ini terdapat 19 provinsi dan 208 kabupaten kota yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan persnya secara daring.

Baca Juga

Wiku mengatakan, dari 19 provinsi yang terinfeksi tersebut, ada lima provinsi tertinggi kasus PMK. Lima daerah itu, yakni Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Wiku mengatakan, di tengah penanganan kasus Covid-19 yang masih dinamis, pemerintah juga berupaya secara cepat mengantisipasi ancaman PMK pada hewan ternak yang kembali merebak di Indonesia.

Pemerintah, kata Wiku, segera melakukan vaksinasi pada hewan ternak dan menjaga distribusi hewan ternak tetap terkendali. "Saat ini, Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang dipimpin langsung oleh Kemenko perekonomian serta berbagai stakeholder lainnya melakukan kolaborasi lintas sektor dalam bersama-sama menyelesaikan wabah PMK di Indonesia ini," ujar Wiku.

Wiku menambahkan, BNPB dan Satgas Covid-19 juga ikut membantu penanganan wabah PMK pada hewan ternak. Yakni dengan melakukan penanganan darurat serta logistik dan peralatan melakukan kolaborasi lintas sektor, memaksimalkan sumber daya dan melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.

Wiku berharap dengan pembelajaran penanganan Covid-19, perlu adanya penerapan nilai yang sama juga dalam penanganan wabah PMK "Karena itu, selain penerapan protokol kesehatan saya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk juga menerapkan perilaku bersih dan sehat dimanapun anda berada termasuk saat berada di sekitar hewan ternak," ujar dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement