Rabu 22 Jun 2022 01:45 WIB

Menara Masjid Turki Unik dengan Desain Samovar di Puncaknya

Samovar menjadi simbol persatuan layaknya orang berkumpul saat minum teh.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Sebuah masjid di Eynesil, Giresun, utara Turki dengan menaranya yang unik. Ujung menara tersebut menyerupai samovar atau teko teh, 19 Juni 2022. Menara Masjid Turki Unik dengan Desain Samovar di Puncaknya
Foto: AA Photo
Sebuah masjid di Eynesil, Giresun, utara Turki dengan menaranya yang unik. Ujung menara tersebut menyerupai samovar atau teko teh, 19 Juni 2022. Menara Masjid Turki Unik dengan Desain Samovar di Puncaknya

REPUBLIKA.CO.ID, EYNESIL -- Dengan medannya yang tidak rata, wilayah Laut Hitam Turki sering memaksa penduduknya untuk mencari solusi arsitektur yang kreatif. Namun, ide kreatif tidak selalu muncul dari kondisi geografis.

Wilayah Laut Hitam Turki berpenduduk jarang. Kawasan ini dipenuhi pegunungan yang membentang di sepanjang pantai. Untuk pembangun masjid di kota Eynesil di provinsi Giresun, pencarian simbol untuk kota mereka menghasilkan menara masjid baru yang dirancang menyerupai samovar.

Baca Juga

Samovar adalah teko dari logam yang lazim dipakai untuk merebus air atau teh. Giresun tidak hanya terkenal di Turki sebagai pusat teh.

Penghargaan itu diberikan kepada Rize, wilayah Laut Hitam lainnya di mana produksi teh adalah andalan ekonomi. Meskipun demikian, kota Eynesil di wilayah tersebut, yang umumnya dikenal dengan ekspor kacangnya yang lezat, bangga memiliki lima pabrik teh dan komitmen penduduk setempat terhadap kebiasaan nasional Turki ini.

Dengan pemikiran ini, sekelompok dermawan di kota kuno di pantai Laut Hitam mulai membangun sebuah masjid pada 1987. Konstruksinya mengandalkan sumbangan dan memakan waktu 35 tahun karena sentuhan desainer yang indah menghiasi masjid.

Sebuah menara unik berwarna krem bentuknya seperti samovar, bagaimanapun, telah menarik pengunjung. Dilansir Daily Sabah, Ahad (19/6/2022), masjid ini dikelilingi oleh lanskap subur yang kadang-kadang dirusak oleh bangunan di sana-sini.

Menara anehnya membutuhkan waktu lebih dari empat tahun untuk dibangun. Waktu tersebut jauh lebih lama daripada menara tradisional yang menghiasi masjid-masjid negara itu. Masjid ini sekarang sebagian terbuka untuk beribadah karena para pekerja terus memberikan sentuhan akhir pada eksterior.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement