Selasa 21 Jun 2022 19:38 WIB

Kasus Covid-19 Naik, Pemerintah Belum Ubah Prosedur Masa Isolasi

Prosedur isolasi pasien Covid-19, yakni 10 hari dan tiga hari tambahan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah belum mengubah prosedur isolasi bagi pasien yang terinfeksi Covid-19, yakni 10 hari dan tiga hari tambahan.
Foto: Satgas Covid-19.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah belum mengubah prosedur isolasi bagi pasien yang terinfeksi Covid-19, yakni 10 hari dan tiga hari tambahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah belum mengubah prosedur isolasi bagi pasien yang terinfeksi Covid-19, yakni 10 hari dan tiga hari tambahan. Wiku mengatakan, masa isolasi masih mengacu prosedur yang sama meskipun kenaikan kasus Covid-19 diakibatkan subvarian Omicron BA4 dan BA5.

"Sejauh ini, pemerintah masih menerapkan prosedur isolasi sebagaimana yang diatur sebelumnya yaitu 10 hari jika sudah bebas gejala dengan tiga hari tambahan untuk pemantauan," ujar Wiku dalam keterangan persnya secara daring, Selasa (21/6/2022).

Baca Juga

Wiku mengatakan, pemerintah akan terus memberikan update jika terdapat perubahan termasuk dalam tata laksana pasien Covid 19. Wiku pun mengingatkan masyarakat untuk menerapkan disiplin protokol kesehatan dan menjalankan pola hidup bersih dan sehat.

Menurut Wiku, pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat akan mencegah terinfeksi virus apapun dan dimanapun. "Perlu disadari meningkatnya kasus Covid-19 tidak bisa kita hindarkan sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dan perlu diingat apapun variannya dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan dan menjalankan pola hidup bersih dan sehat, kita akan terhindar dari virus apapun, dimanapun," kata Wiku.

Selain itu, pemerintah juga menerbitkan surat edaran terbaru yakni SE Nomor 22 Tahun 2022 terkait dengan protokol kesehatan dalam kegiatan berskala besar. Upaya ini untuk menekan penyebaran virus Covid-19 yang diakibatkan dengan adanya varian baru.

"Sebagai upaya kegiatan yang diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar, aman dan kondusif," ujar Wiku. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement