Selasa 21 Jun 2022 19:55 WIB

Ahmad Syaikhu: PKS Utamakan Bangun Poros Baru

Presiden PKS Ahmad Syaikhu sebut partainya mengutamakan untuk membangun poros baru.

Red: Bilal Ramadhan
Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan partainya mengutamakan untuk membangun poros baru.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan partainya mengutamakan untuk membangun poros baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menegaskan partainya mengutamakan mencari koalisi dengan partai politik (parpol) lain yang selanjutnya mengumumkan calon presiden (capres).

"PKS membangun komunikasi dengan partai politik (parpol) lain untuk membangun poros baru atau poros alternatif," kata Syaikhu saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Dia menjelaskan koalisi itu dibangun untuk memenuhi target "presidential threshold" (PT) sebesar 20 persen. PKS sendiri membutuhkan tambahan dua parpol untuk membangun koalisi dalam mendukungpasangan calon presiden dan wakil presiden.

Ia mengatakan PKS belum akan mengumumkan nama kandidat capres yang akan diusung. Selain itu, wewenang yang menentukan kandidat capres berada di tangan Majelis Syuro Partai.

"Siapa pun nama yang diumumkan PKS, tidak akan terealisasi kalau tidak disepakati dengan minimal dua partai politik lain," kata Juru Bicara PKS Al Muzammil Yusuf.

Dia berharap nantinya parpol yang tergabung dalam koalisi dapat menunjukkan sikap kenegarawanan untuk memilih pemimpin terbaik guna memenangi Pemilu 2024.

Sebelumnya sejumlah partai politik telah membangun koalisi di antaranya Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Koalisi tiga partai itu bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan total 23 persen suara.

Selain itu, koalisi lainnya yakni Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dengan total 31 persen.

Sementara itu, PKS dijadwalkan sedang membangun komunikasi intensif dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) untuk membangun satu koalisi baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement