Selasa 21 Jun 2022 23:10 WIB

Mahasiswa UMY Peroleh Dua Gelar Sarjana di Taiwan

Peserta memiliki kesempatan mendapatkan gelar master dalam jangka waktu satu tahun

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Kampus UMY.
Foto: Yusuf Assidiq
Kampus UMY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Lima orang mahasiswa dari International Program of Accounting (IPAcc) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) diwisuda di Asia University, Taiwan. Mereka merupakan peserta-peserta dari program fast track di Asia University.

Ada Hadiyah Prayogo, Muhammad Arif Nurrahman, Mochamad Raihan Januardy, Pinkan Adhisa Nurulia dan Thalita Anugrah Ilhami. Program disediakan perguruan tinggi bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan pendidikan sarjana dan pascasarjana.

Hadiyah mengatakan, peserta fast track memperoleh banyak keuntungan. Antara lain dua gelar sarjana yaitu S.Ak atau Sarjana Akuntansi dari UMY maupun B.B.A atau Bachelor of Business Administration dari Asia University.

Selain itu, ada ilmu pengetahuan dan tentu relasi yang didapatkan peserta-peserta melalui program tersebut. Hadiyah mengaku mendapatkan banyak pengalaman yang berharga dan tidak disangka-sangka selama program ini berlangsung.

"Saya juga merasakan bahwa berada jauh dari negara sendiri dapat mengembangkan skill seperti problem solving saat menghadapi masalah," kata Hadiyah, Selasa (21/6).

Selain program sarjana, UMY dan Asia University mengadakan program fast track jenjang pascasarjana. Peserta memiliki kesempatan mendapatkan gelar master dalam jangka waktu satu tahun, ditawarkan sebagai kerja sama UMY dan Asia University.

Pada kesempatan itu, Pinkan menceritakan perjalanannya dan rekan-rekannya saat mengikuti program fast track. Perkuliahan program ini dimulai sejak September 2021 lalu dengan sistem daring karena masih tingginya kasus Covid-19.

Kemudian, pada Desember 2021 akhirnya mereka berangkat ke Taiwan dan mengikuti karantina selama 21 hari. Setelah karantina selesai, mereka dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di kampus dan tinggal di dormitory yang disediakan.

"Sistem pembelajaran sempat berubah-ubah dari daring lalu akhirnya luring hingga kembali ke daring lagi, bergantung pada situasi pandemi," ujar Pinkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement