REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Kebakaran di pusat keuangan global Hong Kong telah menyebabkan 20.000 rumah tangga tanpa listrik selama dua hari di tengah cuaca panas dan lembab. Pemerintah kota meminta penyelidikan atas kecelakaan yang terjadi pada Selasa (23/6/2022).
Pemadaman listrik skala besar jarang terjadi di Hong Kong. Namun, Pemasok listrik CLP Power mengatakan, salah satu jembatan kabelnya di distrik utara Yuen Long telah terbakar pukul 19.00 pada Selasa. Kondisi itu memutus aliran listrik ke sekitar 160.000 pelanggan.
Listrik ke layanan penting, termasuk rumah sakit dan kereta api, telah dipulihkan. Namun, menurut CLP Power, diperlukan hingga dua hari untuk memulihkan pasokan listrik 20.000 pelanggan yang tersisa.
Selain itu, biro pendidikan Hong Kong mengatakan lusinan sekolah di daerah itu kehilangan aliran listrik. Tanpa listrik membuat sekolah-sekolah itu perlu menghentikan kelas pada Rabu (22/6/2022)
Perkiraan suhu maksimum Hong Kong pada Rabu dan Kamis adalah 31 derajat celcius dengan kelembaban tinggi. "Kami memahami bahwa insiden pemadaman listrik dalam cuaca yang sangat panas ini telah sangat mempengaruhi masyarakat, dan kami sangat menyesal untuk ini," ujar pernyataan pemerintah Hong Kong.
Pemerintah menambahkan dalam pernyataannya, telah meminta CLP Power untuk menentukan penyebab kecelakaan dan menyerahkan laporan. Meski hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa atau luka dalam insiden pemadaman listrik tersebut.