Rabu 22 Jun 2022 13:52 WIB

Covid-19 Naik, Wapres Ingatkan Penggunaan Masker Diperketat

Penyelenggara kegiatan harus menyiapkan fasilitas terkait prokes

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Warga berkumpul di Taman Kota Tua di Jakarta, Indonesia, 01 Juni 2022. Kementerian Kesehatan Indonesia memantau perkembangan kasus baru COVID-19 menyusul pelonggaran mandat masker luar ruangan.
Foto: EPA-EFE/Bagus Indahono
Warga berkumpul di Taman Kota Tua di Jakarta, Indonesia, 01 Juni 2022. Kementerian Kesehatan Indonesia memantau perkembangan kasus baru COVID-19 menyusul pelonggaran mandat masker luar ruangan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan protokol kesehatan ditingkatkan di tengah melonjaknya kembali kasus Covid-19 di Indonesia. Wapres mengatakan, terutama penggunaan masker harus diutamakan untuk mencegah penularan Covid-19.

"Mengenai peningkatan kasus, pandemi ini belum selesai, karena itu kita harus jaga protokol kesehatan terutama menggunakan masker," ujar Wapres saat diwawancarai di peresmian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022).

Baca Juga

Wapres menegaskan, pandemi Covid-19 belum usai. Meskipun saat ini terdapat kelonggaran dalam berkegiatan, protokol kesehatan, kata Wapres, tidak boleh ditinggalkan.

"Jadi walaupun ada kelonggaran-kelonggaran tapi protokol kesehatan tetap harus diterapkan, aktivitas masyarakat memang tidak dikurang tetapi prokes yang harus diutamakan," ujar Wapres.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah menyusun kebijakan dengan prinsip gas dan rem. Langkah ini diambil untuk menghadapi dinamika kasus Covid-19 yang kembali naik di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional.

Wiku menjelaskan, penyelenggaraan kegiatan harus memenuhi protokol kesehatan. Pertama, setiap kegiatan harus memenuhi ketentuan kapasitas sesuai levelling kabupaten kota yang diatur dalam instruksi Menteri Dalam Negeri. Kedua, penyelenggara kegiatan juga perlu menyediakan tim pengawas protokol kesehatan dengan jenis personil dan jumlah yang memadai.

Ketiga, lanjut Wiku, penyelenggara kegiatan juga perlu memastikan tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung diantaranya fasilitas pemeriksaan suhu tubuh atau gejala pada pintu masuk, termasuk tersedianya QR Code PeduliLindungi pada pintu masuk dan pintu keluar kawasan kegiatan serta sistem data pengawasan kapasitas sesuai ketentuan yang diatur Kementerian Kesehatan.

 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا تَأْوِيْلَهٗۗ يَوْمَ يَأْتِيْ تَأْوِيْلُهٗ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ نَسُوْهُ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۚ فَهَلْ لَّنَا مِنْ شُفَعَاۤءَ فَيَشْفَعُوْا لَنَآ اَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَعْمَلُۗ قَدْ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ࣖ
Tidakkah mereka hanya menanti-nanti bukti kebenaran (Al-Qur'an) itu. Pada hari bukti kebenaran itu tiba, orang-orang yang sebelum itu mengabaikannya berkata, “Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran. Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan memberikan pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan dahulu?” Mereka sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri dan apa yang mereka ada-adakan dahulu telah hilang lenyap dari mereka.

(QS. Al-A'raf ayat 53)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement