Rabu 22 Jun 2022 17:58 WIB

Alquran: Hati Nurani Pun Akan Dimintai Pertanggungjawaban

Alquran mengingatkan bahwa pendengaran dan penglihatan akan dimintai tanggung jawab.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Alquran: Hati Nurani Pun Akan Dimintai Pertanggungjawaban. Foto:  Alquran (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Alquran: Hati Nurani Pun Akan Dimintai Pertanggungjawaban. Foto: Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alquran mengingatkan bahwa pendengaran dan penglihatan akan dimintai pertanggungjawaban, bahkan hati nurani akan dimintai pertanggungjawaban. Maka manusia dilarang mengikuti sesuatu yang tidak diketahui olehnya. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Isra' Ayat 36 dan tafsirnya.

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

Baca Juga

Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kau ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS Al-Isra': 36)

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, melalui ayat ini Allah SWT melarang kaum Muslimin mengikuti perkataan atau perbuatan yang tidak diketahui kebenarannya. Larangan ini mencakup seluruh kegiatan manusia itu sendiri, baik perkataan maupun perbuatan. Untuk mendapat keterangan lebih jauh dari kandungan ayat ini, berikut ini dikemukakan berbagai pendapat dari kalangan sahabat dan tabi'in.

Ibnu ‘Abbas berkata, "Jangan memberi kesaksian, kecuali apa yang telah engkau lihat dengan kedua mata kepalamu, apa yang kau dengar dengan telingamu, dan apa yang diketahui oleh hati dengan penuh kesadaran."

Qatadah berkata, "Jangan kamu berkata, saya telah mendengar, padahal kamu belum mendengar, dan jangan berkata, saya telah melihat, padahal kamu belum melihat, dan jangan kamu berkata, saya telah mengetahui, padahal kamu belum mengetahui."

Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan larangan mengatakan sesuatu yang tidak diketahui adalah perkataan yang hanya berdasarkan prasangka dan dugaan, bukan pengetahuan yang benar.

Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa." (Al-Hujurat: 12)

"Jauhilah olehmu sekalian prasangka, sesungguhnya prasangka itu adalah ucapan yang paling dusta." (Riwayat Muslim, Ahmad, dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah larangan kepada kaum musyrikin mengikuti kepercayaan nenek moyang mereka, dengan taklid buta dan mengikuti keinginan hawa nafsu. Di antaranya adalah mengikuti kepercayaan nenek moyang mereka menyembah berhala, dan memberi berhala itu dengan berbagai macam nama.

Allah berfirman, "Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya." (QS An-Najm: 23)

Allah SWT lalu mengatakan bahwa sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati akan ditanya, apakah yang dikatakan oleh seseorang itu sesuai dengan apa yang didengar suara hatinya. Apabila yang dikatakan itu sesuai dengan pendengaran, penglihatan, dan suara hatinya, ia selamat dari ancaman api neraka, dan akan menerima pahala dan keridhaan Allah. Tetapi apabila tidak sesuai, ia tentu akan digiring ke dalam api neraka.

Allah berfirman, "Pada hari, (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS An-Nur: 24)

Syakal bin Humaid, ia berkata, "Saya mengunjungi Nabi SAW, kemudian saya berkata, wahai Nabi, ajarilah aku doa minta perlindungan yang akan aku baca untuk memohon perlindungan kepada Allah. Maka Nabi memegang tanganku seraya bersabda, katakanlah, aku berlindung kepada-Mu (Ya Allah) dari kejahatan telingaku, kejahatan mataku, kejahatan hatiku, dan kejahatan maniku (zina)." (Riwayat Muslim)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement