'Perlu Literasi Pemuda dalam Keluarga untuk Tangani Stunting'
Red: Fernan Rahadi
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Asrorun Ni’am Sholeh (kedua kiri), saat berbicara dalam Pelatihan Kepemimpinan Pemuda dalam Rumah Tangga yang digelar atas kerjasama Kemenpora RI dan Bidang Kepemimpinan Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Depok, Rabu (22/6/2022). | Foto: dokpri
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali persoalan yang muncul disebabkan karena residu dari rendahnya literasi dalam keluarga. Literasi tersebut di dalamnya ada tanggung jawab keluarga, pengetahuan pengasuhan anak yang memuat bagaimana seharusnya orang tua mendidik anak dengan baik terutama dalam upaya pemenuhan hak-hak tumbuh kembang anak.
Selain itu, terdapat hukum perkawinan yang di dalamnya memuat hak dan kewajiban masing-masing dalam keluarga, perencanaan keluarga sebagai indikator kemampuan kesiapan berumah tangga, serta dinamika relasi psikologis laki-laki dan perempuan dalam bingkai keluarga.
"Menikah bukan hanya persoalan berkumpulnya laki-laki dan perempuan dalam satu rumah, akan tetapi ada tanggung jawab dan kewajiban di dalamnya, ada peran kepemimpinan di dalamnya," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Asrorun Ni’am Sholeh, dalam Pelatihan Kepemimpinan Pemuda dalam Rumah Tangga yang digelar atas kerjasama Kemenpora RI dan Bidang Kepemimpinan Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Depok, Rabu (22/6/2022).
Menurut Ni'am, kepemimpinan keluarga tidak hanya dimiliki oleh laki-laki tetapi juga oleh perempuan. "Untuk memenuhi kewajiban mengasuh anak yang tepat agar tidak terjadi stunting serta penelantaran anak juga bagaimana keberperanan keluarga dalam kehidupan masyarakat harus menjadi pengetahuan dasar bagi para pemuda yang akan menjadi pemimpin dalam keluarga dan menjadi pemimpin publik hari ini dan masa-masa selanjutnya," papar Ni’am yang juga Kordinator Bidang yang membawahi Bidang Kepemimpinan dan Kepemudaan MPP ICMI tersebut.
Ketua Umum MPP ICMI, Arif Satria turut hadir dan memberikan sambutan serta membuka acara secara resmi menyampaikan pesan pentingnya pengetahuan dan penguatan kepemimpinan bagi para pemuda. Pemuda, menurut Arif, harus memiliki kepemimpinan dengan modal dasar critical thinking, kolaboratif, serta mampu berkomunikasi dengan baik.
"Cara berpikir antara laki-laki dan perempuan yang telah menikah yang berbeda saja mampu menimbulkan keretakan rumah tangga, apalagi persoalan-persoalan yang mendasar lainnya, oleh karena itu kita harus mendorong upaya peningkatan kompetensi para pemimpin muda ini," kata Arif yang juga Rektor IPB ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Kepemimpinan yang dipercayakan sebagai kordinator pelaksana kegiatan kolaborasi ICMI dengan Kemenpora, Mustadin Taggala, menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum dan segenap Pengurus MPP ICMI serta Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora atas kesediaan berkolaborasi melaksanakan kegiatan Pelatihan Kepemimpinan dalam Rumah Tangga (PKPRT) ini.
"Kegiatan yang melibatkan berbagai komponen organisasi Islam antara lain Pemuda ICMI, Organisasi Kepemudaan, Kemahasiswaan dan Kepelajaran Islam, ini tentunya belum sempurna, dibutuhkan effort yang lebih dalam memaksimalkan kemanfaatannya, kapasitas peserta juga yang terbatas di tengah tingginya animo para pemuda menjadi cermin pentingnya kegiatan ini. Ada 200-an pendaftar, yang memenuhi kriteria 113 orang dan hanya 60 orang yang bisa kita libatkan dalam kegiatan yang berlangsung dua hari ini," ujar Mustadin.