REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Utara menyatakan harga tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat pengepul di daerah itu terus merosot dari Rp 1.800 menjadi Rp 1.500 per kilogram. Ketua Apkasindo Aceh Utara Kastabuna mengatakan kalangan petani sawit mulai mengeluhkan harga sawit karena tidak bisa menutupi biaya pengeluaran.
"Harga sawit sejak dua pekan terakhir terus menurun. Saat ini, harga TBS sawit di tingkat pengepul Rp 1.500 per kilogram. Sementara di tingkat pabrik Rp 1.800 per kilogram," katanya, Rabu (22/6/2022).
Selain itu, kata Kastabuna, kalangan petani juga mulai gelisah karena ada kemungkinan pabrik kelapa sawit akan berhenti membeli TBS. Hal ini karena tangki penyimpanan minyak sawit mentah atau CPO di beberapa pabrik sudah penuh.
Penuhnya tangki tersebut karena ekspor masih belum berjalan. Dengan kondisi itu, diperkirakan pabrik menghentikan sementara aktivitas produksi CPO, kata Kastabuna.
"Apkasindo berharap Kementerian Perdagangan RI dapat segera membuat regulasi untuk mempercepat proses ekspor CPO agar harga TBS kembali normal," kata Kastabuna.
Senada juga disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara Lilis Indriansyah. Ia mengatakan anjoknya harga sawit karena ekspor CPO belum berjalan.
"Pemerintah Kabupaten Aceh Utara juga sudah menyurati pabrik kepala sawit untuk tetap membeli sawit petani kendati kondisi tangki penyimpanan CPO sudah mulai penuh," kata Lilis Indriansyah.
Selain membeli atau menampung sawit petani, Lilis Indriansyah juga mengingatkan pabrik kelapa sawit membelinya sesuai peraturan Menteri Pertanian.
"Kami juga juga berbicara dengan pelaku usaha mencari jalan terbaik terkait anjloknya harga sawit untuk mencari jalan terbaik. Kami juga berharap kalangan petani bersabar," kata Lilis Indriansyah.