REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok perlawanan Palestina Hamas bersiap untuk memulihkan hubungan dengan rezim Suriah setelah terhenti selama 10 tahun, kata seorang sumber Palestina pada Selasa (21/6/2022).
"Kedua belah pihak akan membuka fase baru dalam hubungan mereka di periode mendatang," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya kepada Anadolu Agency.
Sumber itu mengatakan kelompok Hezbollah di Lebanon melakukan "upaya tak kenal lelah" untuk menengahi perselisihan kedua belah pihak.
“Hezbollah mendapat lampu hijau untuk mendekatkan pandangan antara Hamas dan rezim Suriah,” imbuh dia.
Menurut sumber itu, langkah untuk membuka halaman baru dalam hubungan dengan rezim Suriah didukung secara bulat oleh kepemimpinan Hamas.
Sejak 1999, Hamas telah menggunakan Damaskus sebagai markas besar kepemimpinannya di luar negeri, hingga 2012 ketika kelompok itu meninggalkan negara itu setelah meletusnya perang di Suriah.
Meski begitu, sumber tersebut mengatakan rezim Suriah sampai saat ini menentang pemulihan hubungan dengan Hamas. Menurut dia, sebuah pertemuan baru-baru ini digelar antara pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah dan seorang pemimpin Hamas di mana mereka menyetujui langkah-langkah menuju normalisasi hubungan dengan rezim Suriah.