REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perkebunan Nusantara III (Persero) berupaya mendorong industri komoditas serta optimalisasi aset-aset dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama Holding Perkebunan M Abdul Ghani mengatakan dalam RJPP 2022-2026 Holding Perkebunan Nusantara akan melakukan integrasi Group PTPN ke dalam tiga sub holding yaitu PalmCo, SugarCo (PT Sinergi Gula Nusantara) dan Supporting Co.
Palm Co sebagai program integrasi PTPN yang mengintegrasikan industri hulu dan hilir kelapa sawit PTPN, akan menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia dengan target luas areal sebesar 706 ribu ha pada 2026, menghasilkan 1,8 juta ton olein per tahun dan 433 ribu ton biodiesel per tahun. Olein yang dihasilkan diharapkan akan memenuhi kurang lebih 30 persen dari konsumsi minyak goreng domestik.
Selanjutnya Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara) merupakan entitas yang mengkonsolidasikan 36 Pabrik Gula (PG) melalui kemitraan strategis memiliki target berkontribusi dalam pencapaian swasembada gula nasional dengan target produksi gula pada 2026 sebanyak 1,8 juta ton per tahun.
Sedangkan Supporting Co difokuskan untuk mengelola bisnis Group PTPN selain komoditi gula dan kelapa sawit dengan fokus kepada penguatan komoditas teh dan kopi serta pengembangan model bisnis baru berbasis optimalisasi aset.
Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menerima kunjungan kerja Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara IX, Semarang.
Anggota Komisi VI DPR Adisatrya Suryo Sulisto menilai program yang dicanangkan oleh Holding Perkebunan Nusantara, salah satunya sinergi PTPN dengan Perhutani untuk memaksimalkan sejumlah lahan yang bisa dimanfaatkan dalam meningkatkan produksi gula sudah cukup baik.
“Komisi VI DPR sangat mengapresiasi kinerja PTPN dan mendukung aksi korporasi yang dilakukan guna meningkatkan produksi dan produktivitas serta kesejahteraan petani dan rakyat,” ucapnya.
Lebih lanjut anggota Komisi VI meminta Holding Perkebunan Nusantara dapat fokus target efisiensi pabrik serta peningkatan produksi dan kualitas khususnya komoditas gula. Melalui kunjungan ini, Komisi VI DPR berharap Holding Perkebunan Nusantara dapat bekerja untuk mewujudkan program strategis dengan baik, sehingga target pertumbuhan pemenuhan ketahanan pangan nasional bisa tercapai.