REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Kinani Al-Asqalani. Beliau merupakan ulama yang dikenal tekun serta cerdas yang berasal dari Palestina.
Syekh Muhammad Said Mursi dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah menjelaskan, beliau kerap disebut dengan nama Abu Fadhal. Adapun gelarnya Syihabuddin yang dikenal dengan Ibnu Hajar, sebuah gelar dari salah satu kakek moyangnya.
Ibnu Hajar Al-Asqalani dilahirkan di Asqalan, Palestina, pada tahun 773 Hijriyah. Beliau menghafal Alquran, ilmu-ilmu syariah, bahasa Arab, dan fikih Syafiii. Beliau menimba ilmu di Syam, Yaman, dan Hijaz kepada para masyayikh sehingga dapat menguasai benar hadis-hadis yang diberikan.
Imam As-Sakhawi berkata, "Karya-karyanya tersebar semasa dia masih hidup. Para raja banyak memberi hadiah untuknya dan para pembesar banyak menulis tentang dia,".
Ibnu Hajar Al-Asqalani banyak menghabiskan waktu semasa hidupnya untuk mempelajari hadis, membaca dan menulisnya. Sehingga hal itu menambah kemasyhuran fatwanya. Orang-orang pun mencari dan menimba ilmu darinya, karena kecerdasan, hafalan, kefasihan, serta pengetahuannya tentang syair-syair pujangga terdahulu dan yang termutakhir.
Beliau menjadi qadhi kemudian mengundurkan diri begitu berulang-ulang sampai enam kali. Menjadi qadhi karena kematangannya dalam ilmu, sedangkan undur dirinya dari jabatan itu juga untuk menguatkan pendapatnya yang tidak diragukan lagi oleh para raja.
Ibnu Hajar menjadi wali dari para guru-guru hadis dan mengajarkan ilmu fikih di beberapa tempat di negeri Mesir. Beliau kerap naik mimbar sebagai khatib di Masjid Amru bin Ash dan Masjid Al-Azhar Mesir. Adapun karya-karyanya antara lain Fathu Bari fi Syarhi Shahih Al-Bukhari, Al-Ishabah fi Tamyizi Asma'i As-Shahabah, dan Raf'u Al-Ishri fi Qadhai Mishri. Beliau meninggal di Kairo pada tahun 852 Hijriyah.