REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) sedang menyiapkan bantuan untuk korban gempa di Afghanistan. Washington mengaku bersedih atas bencana yang menewaskan sedikitnya 1.000 orang di negara tersebut.
“AS sangat sedih melihat gempa dahsyat yang merenggut nyawa sedikitnya 1.000 orang di Afghanistan. Presiden (Joe) Biden sedang memantau perkembangan dan telah mengarahkan USAID (US Agency for International Development) serta mitra pemerintah federal lainnya untuk menilai opsi respons AS guna membantu mereka yang paling terdampak,” kata penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan, Rabu (22/6/2022), dikutip laman Al Arabiya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan negaranya telah menjalin kontak dengan kelompok-kelompok kemanusiaan yang menerima dukungan dari Washington dan aktif di Afghanistan. “Mitra kemanusiaan AS sudah merespons, termasuk dengan mengirimkan tim medis untuk membantu orang yang terkena dampak, dan kami sedang menilai opsi respons lainnya,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Hingga saat ini AS diketahui belum mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan. Washington bahkan masih membekukan aset negara tersebut sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus tahun lalu. Kendati demikian, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengungkapkan, mengingat saat ini Afghanistan dilanda bencana, Washington terbuka untuk berdiskusi dengan Taliban.
Namun menurut Price, hingga saat ini Taliban belum menyampaikan permintaan bantuan. "Saya membayangkan respons kemanusiaan terhadap gempa akan menjadi topik pembicaraan antara pejabat AS dan pejabat Taliban dalam beberapa hari mendatang," kata Price kepada awak media.
Sementara itu, Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, mereka sedang berusaha menyediakan tempat penampungan darurat, perawatan trauma, dan bantuan makanan bagi warga Afghanistan yang terdampak gempa. Cuaca ekstrem di wilayah terdampak membuat proses penyaluran bantuan mesti dipercepat.
OCHA mengungkapkan, warga Afghanistan yang tinggal di provinsi paling terdampak gempa, yakni Paktia dan Khost, menjadi prioritas untuk memperoleh bantuan. Dalam hal ini, OCHA berkoordinasi dengan otoritas Taliban.
“Kebutuhan segera yang diidentifikasi termasuk perawatan trauma darurat, tempat penampungan darurat dan barang-barang non-makanan, bantuan makanan dan dukungan air, sanitasi, serta kebersihan. Mengingat hujan lebat dan dingin yang tidak sesuai musim, tempat penampungan darurat adalah prioritas utama,” kata OCHA dalam buletin perdananya yang dirilis pada Rabu.
Gempa berkekuatan 5,9 skala richter mengguncang Afghanistan pada Rabu pagi lalu. Paktia dan Khost menjadi wilayah paling terdampak. Sejauh ini, sedikitnya 1.000 orang sudah dilaporkan tewas akibat bencana tersebut.