Kamis 23 Jun 2022 14:17 WIB

Kasus Lagi Nanjak, Ini Cara Tidur Terbaik Buat yang Terus-terusan Batuk Saat Kena Covid-19

Posisi tidur yang tepat dapat membantu meringankan gejala batuk penderita Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Penderita Covid-19 mengalami gejala batuk (ilustrasi). Tidur dengan posisi menyamping paling baik saat sedang batuk.
Foto: www.depositphotos.com
Penderita Covid-19 mengalami gejala batuk (ilustrasi). Tidur dengan posisi menyamping paling baik saat sedang batuk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batuk yang terjadi secara terus-menerus saat menderita Covid-19 bisa sangat mengganggu dan memunculkan perasaan tak nyaman. Posisi tidur yang tepat ternyata dapat membantu meringankan gejala ini.

"Batuk berlebih bisa menyebabkan iritasi dan inflamasi, yang kemudian memperburuk batuk," jelas National Health Service (NHS), seperti dilansir Express, Kamis (23/6/2022).

Baca Juga

Batuk juga dapat membuat pasien harus bernapas melalui mulut sehingga udara mengalir dengan cepat ke paru-paru. Hal ini dapat memengaruhi membran saluran napas yang halus dan menyebabkan batuk lebih lanjut.

Menurut NHS, posisi tidur yang paling baik saat sedang batuk adalah tidur menyamping. Sedangkan posisi yang harus dihindari adalah telentang. Bila sedang tidak tidur, orang yang batuk dianjurkan untuk duduk dalam posisi tegak.

Bila gejala batuk sampai membuat pasien terengah-engah, coba untuk berdiam di ruangan yang dingin atau sejuk. Setelah itu, coba relaksasi area bahu sehingga posisi tubuh tidak membungkuk atau maju ke depan.

"Untuk meringankan batuk, coba konsumsi satu sendok teh madu," kata NHS.

Bila madu tidak bisa membantu, NHS menganjurkan pasien Covid-19 untuk mengonsumsi obat batuk. Obat batuk sebaiknya dibeli secara daring untuk menghindari kontak penderita Covid-19 dengan orang lain. NHS mengatakan, madu tidak boleh diberikan kepada bayi berusia di bawah 12 bulan.

Terkait Covid-19, ada beberapa gejala lain yang bisa dialami pasien selain batuk. Gejala tersebut di antaranya adalah demam tinggi, kehilangan indra penciuman atau pengecap, sesak napas, merasa lelah, pegal-pegal, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung beringus atau tersumbat, penurunan nafsu makan, diare, dan mual.

"Gejala-gejalanya sangat mirip dengan gejala penyakit lain, seperti pilek dan flu," ungkap NHS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement