Bupati Semarang Minta Pelaku Pembuang Bangkai di Sungai Serang Ditindak Tegas
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Beberapa bangkai hewan ternak seperti sapi dan kambing yang tersangkut di bebatuan aliran sungai Serang dibwilayah Dusun Pamotan, Desa/ Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (21/6). Sedikitnya 50 bangkai hewan ternak ditemukan di aliran sungai ini dan diduga merupakan ternak yang mati akibat PMK. | Foto: Kades Susukan
REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang meminta penegakan hukum kasus pembuangan 97 bangkai domba/ kambing di sungai Serang, wilayah Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang diungkap tuntas.
Aparat penegak hukum diminta mengungkap siapa dalang dan pelaku dari tindakan yang membuat para petani dan peternak kian resah, di tengah upaya Pemerintah dalam menangani penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) ini
Terlebih puluhan bangkai hewan ternak yang diduga berasal dari luar daerah tersebut terindikasi mati akibat PMK dan sejauh ini Pemkab Semarang juga masih menutup lalu lintas hewan ternak dari dan ke luar daerah.
“Kami minta ada tindakan tegas dari kepolisian agar bisa memberikan efek jera dan kasus semacam ini tidak terulang kembali,” tegas Bupati Sematang, H Ngesti Nugraha di ruang kerjanya, Kamis (23/6/2022).
Menurut Ngesti, penanganan terhadap hewan- hewan ternak yang mati akibat PMK ada prosedurnya. Hal ini sebagai antisipasi agar virus penyebab PMK tersebt tidak menyebar dan menular pada hewan- hewan ternak yang sehat.
Sehingga cara- cara membuang bangkai hewan- hewan ternak yang terindikasi PMK ke dalam sungai tidak dibenarkan, apalagi jumlahnya puluhan dan hasil temuan di lapangan jumlahnya hampir mencapai 100 ekor.
Berdasarkan laporan dari lapangan, jelas bupati, sebanyak 97 bangkai hewan ternak yang telah dibuang di aliran sungai Serang telah ditemukan di dua wilayah desa, masing- masing Desa Susukan dan Desa Sidoharjo di wilayah Kecamatan Susukan.
Di wilayah Desa Susukan ditemukan 50 bangkai kambing/ domba dan di wilayah Desa Sidoharjo ditemukan sebanyak 47 bangkai kambing/ domba. Temuan puluhan ekor bangkai hewan ternak ini telah membuat warga sekitar resah.
Karena ada kekhawatiran bangkai- bangkai kambing/ domba yang telah dibuang itu masih bisa menyebarkan virus PMK di kawasan tersebut. “Aapakah dari rumput- rumput di sekitar sungai ataupun dari air sungai yang dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk ternak Mereka,” tegasnya.
Oleh karena itu, lanjut Ngesti, kasus ini mendapatkan perhatian dari kementerian Pertanian (Kementan) maupun Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates, Yogyakarta dengan menurunkan tim observasi ke Desa Susukan dan Desa Sidoharjo.
Kemarin tim Kementan dan BBVET telah mengambil sampel- sampel di lokasi. “Saat ini kami masih menunggu hasilnya seperti apa, termasuk dampak yang diakibatkkan terhadap lingkungan sekitar,” tandas bupati.
Perihal ini diamini oleh Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Wigati Sunu yang dikonfirmasi terpisah.
Menurutnya, pengambilan sampel yang dilakukan tim Direktorat Jenderal Kesehatan Hewan Kementan dan BBVET dilakukan sampai Rabu (22/6) malam, karena persebaran temuan bangkai hewan ternak telah meluas hingga wilayah Desa Sidoharjo.
Tim juga harus menggali kembali bangkai- bangkai hewan ternak yang telah dikubur dari beberapa titik untuk mengambil beberapa sampel. kemudian akan dilakukan investigasi dan pemeriksaan di laboratorium.
Sampai hari ini, Dispertanikap Kabupaten Semarang belum memperoleh hasil pemeriksaan dari sampel- sampel yang telah diambil tersebut. “Karena baru tadi malam, pengambilan sampel di lokasi baru selesai,” jelasnya.