Kamis 23 Jun 2022 17:35 WIB

Rencana Darurat Pasokan Gas Jerman Masuki Tahapan Kedua

Jerman akan memasuki Tahapan Kedua rencana darurat pasokan gas

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Jerman akan memasuki Tahapan Kedua rencana darurat pasokan gas
Foto: AP/Dmitry Lovetsky
Jerman akan memasuki Tahapan Kedua rencana darurat pasokan gas

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sumber mengatakan Jerman akan memasuki tahapan kedua rencana darurat pasokan gas yang terdiri atas tiga tahapan. Namun, syarat yang mengizinkan perusahaan utilitas untuk meneruskan kenaikan ongkos produksi ke pelanggan belum diputuskan.

Langkah ini merupakan eskalasi terbaru benturan antara Eropa dan Moskow yang mengungkapkan ketergantungan Benua Biru pada pasokan gas Rusia serta kesulitan mereka mencari alternatif selama beberapa tahun kebelakang.

Pemerintah akan menerapkan rencana tahapan kedua yang merupakan "tahapan peringatan" ketika resiko kelangkaan pasokan gas jangka panjang mulai tinggi. Secara teoritis akan memungkinkan utilitas meneruskan naiknya ongkos produksi pada industri dan rumah tangga sehingga permintaan akan turun.

Pada Kamis (23/6/2022) seorang sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan tanda peringatan akan dipicu. Sementara dua orang sumber lainnya mengatakan syarat yang mengizinkan utilitas meneruskan ongkos produksi belum akan diterapkan.

Kementerian Ekonomi Jerman tidak bersedia membuat pernyataan sebelum konferensi pers yang sudah dijadwalkan. Perekonomian terbesar Eropa berusaha untuk mencari pasokan alternatif gas selain Rusia.

Sejak bulan Maret lalu Jerman sudah menjalankan Tahapan Pertama rencana darurat pasokan gas. Salah satunya dengan memperketat pemantauan pasokan harian dan fokus mengisi tempat penyimpanan gas.

Langkah Tahapan Kedua sudah dispekulasikan sejak perusahaan gas Rusia, Gazprom memotong pasokannya melalui pipa gas Nord Stream 1 menjadi hanya 40 persen pekan lalu. Perusahaan itu mengaku tidak bisa mengirimkan peralatannya karena sanksi Eropa atas invasi ke Ukraina.

Di Tahapan Kedua pasar masih bisa menyerap volume yang hilang tanpa membutuhkan intervensi negara yang akan dilakukan di tahapan terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement