Kamis 23 Jun 2022 18:36 WIB

Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI Bisa Tumbuh Hingga 5,3 Persen pada Kuartal II 2022

Pada kuartal I 2022 ekonomi RI tumbuh 5,01 persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen sampai 5,3 persen pada kuartal II 2022. Adapun secara tahunan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi berada angka 5,2 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pada kuartal I 2022 ekonomi tumbuh 5,01 persen. “Kita mungkin memperkirakan akan lebih mendekati angka lima persen dari pada 4,8 persen. Namun kita akan lihat pada Juni ini. Dengan aktivitas yang kuat kita lebih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II masih akan kuat, dengan titik tengahnya sekitar lima persen,” ujarnya saat konferensi pers APBN KiTA Juni 2022 secara virtual, Kamis (23/6/2022).

Baca Juga

Menurutnya faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2022 yakni terjadinya tren penguatan ekonomi saat masa Ramadhan dan Lebaran. Selain itu, di kuartal II ini aktivitas produksi juga dinilai masih tetap ekspansif dan konsisten, meskipun dampak dari gejolak ekonomi global masih harus tetap diwaspadai. 

Dari sisi produksi juga mengalami peningkatan, artinya investasi masih tetap tumbuh tinggi, serta ekspor dan impor yang juga mengalami pertumbuhan yang baik atau mencatatkan surplus. “Maka demikian, meskipun pertumbuhan ekonomi mulai didorong dari konsumsi rumah tangga, investasi dalam bentuk ekspansi kapasitas dan juga dari sisi sektor eksternal. Ini yang menggembirakan karena pertumbuhan ekonomi saat ini tidak tergantung lagi dari sisi APBN,” ucapnya.

Sri Mulyani menyebut saat ini APBN sudah menjadi instrumen untuk menjaga shock absorber khususnya untuk mendorong daya beli masyarakat yang berpendapatan rendah. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi saat ini sudah didorong oleh investasi, konsumsi dan juga ekspor.

Kemudian, faktor lain yang memengaruhi kondisi ekonomi kuartal II 2022 merupakan sektor riil yang cukup baik. Meski begitu, Sri Mulyani menyebut, pihaknya akan terus waspada karena di pasar keuangan volatilitas akibat inflasi tinggi dan pengetatan moneter telah menimbulkan gejolak yang cukup tinggi. 

Sri Mulyani meyakini ekonomi Indonesia sudah mulai pulih dari hantaman pandemi Covid-19. Hal itu terlihat dari tren konsumsi yang meningkat, aktivitas masyarakat yang meningkat, hingga sisi produksi industri yang juga meningkat.

"Dengan aktivitas menguat kita akan optimis pertumbuhan ekonomi sangat kuat kuartal II," ucapnya.

Sri Mulyani juga meyakin pertumbuhan ekonomi mulai dipicu oleh konsumsi yang meningkat di tengah masyarakat dan juga berhasilnya investasi. Bukan lagi dari APBN yang menggerakkan perekonomian.

"APBN lebih berfungsi sebagai peredam atau shock absorber, khususnya untuk menjaga daya beli masyarakat berpendapatan rendah," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement