Pakar Ingatkan Bahaya Keseringan Begadang

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin

Pakar Ingatkan Bahaya Keseringan Begadang (ilustrasi).
Pakar Ingatkan Bahaya Keseringan Begadang (ilustrasi). | Foto: NYTimes.com

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Ahli dleep disorders Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) dr Wardah Rahmatul Islamiyah mengingatkan dampak buruk pada tubuh dari keseringan begadang. Ia mengungkapkan, irama jam tidur terbentuk dari pola asuh sejak kecil. Pola asuh tidur larut malam menjadi salah satu penyebab seseorang sering begadang.

“Irama tubuh orang yang begadang berbeda dengan orang biasanya. Begadang itu intinya melawan jam tubuhnya. Rata-rata orang mulai mengantuk dan tidur itu pukul sembilan,” kata Wardah, Kamis (23/6/2022).

Wardah menjelaskan, rasa kantuk pada manusia disebabkan oleh hormon melatonin. Hormon tersebut akan banyak terproduksi ketika cahaya gelap. Makanya hormon melatonin biasanya muncul sejak petang, saat hari mulai gelap. Kemudian akan memuncak sekitar jam 21.00 hingga 22.00. Penurunan terjadi mulai pukul 02.00.

"Adanya cahaya membuat melatonin tidak terproduksi. Hal itu meningkatkan risiko terjadinya insomnia kronik pada masa tua," ujarnya.

Baca Juga

Acapkali ditemani dengan cemilan maupun makanan berat, begadang membuat organ pencernaan yang seharusnya beristirahat tetap bekerja. Wardah mengungkapkan, kebiasaan tersebut akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas, diabetes, dan GERD.

“Sekarang itu banyak anak muda yang terkena GERD (asam lambung meningkat). Salah satunya, disebabkan oleh begadang,” kata Wardah.

Selain itu, begadang akan membuat seseorang kehilangan kebutuhan tidurnya. Jam tidur yang berkurang tersebut akhirnya menyebabkan kantuk, sehingga menurunkan kinerja seseorang saat pagi.

“Kalau kinerjanya menurun, akhirnya dia akan punya kebiasaan minum kopi. Kopi tentu saja dengan segala plus minus-nya, kalau dalam jumlah yang banyak akan berefek meningkatkan tensi dan penyakit jantung,” kata dia.

Ia melanjutkan, kebiasaan begadang secara otomatis membuat seseorang beraktivitas pada malam. Mulai belajar, bekerja, olahraga, bahkan sekadar menonton dan bermain. Hal tersebut membuat hormon kortisol yang seharusnya rendah pada malam hari secara otomatis meningkat.

“Orang yang kortisolnya tinggi akan mudah stres dan depresi. Keesokan paginya dia baper. Mudah marah, mood-nya ga stabil. Apalagi dia main game online ya, menang jadi lebih excited. Kalah pun dia marah,” kata dia.

Ia menambahkan, kortisol yang meningkat memicu denyut jantung meningkat. Selain itu juga kortisol dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. “Kortisol meningkat, ditambah dengan ngopi, ngemil, ngerokok. Nah, ini yang meningkatkan banyak kejadian serangan stroke dan jantung saat bangun tidur pagi, atau sudden death,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Dampak Negatif Kebiasaan Begadang pada Mahasiswa dan Cara Meminimalisasinya

Pesan untuk Anda yang Begadang dan Lewatkan Sholat Subuh 

Gamer Meninggal Mendadak Setelah Terus-terusan Bergadang

Penjelasan Ulama Mesir Soal Begadang

Penyandang Diabetes Tipe 2 Disarankan tidak Bergadang

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark