Kamis 23 Jun 2022 19:24 WIB

Gapki: Ekspor CPO April Rendah, Stok Meningkat

Harga CPO Cif Rotterdam pada bulan April turun dibandingkan harga pada bulan Maret.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi). Kinerja ekspor produk minyak sawit Indonesia bulan April 2022 mencapai 2.018 ribu ton atau lebih rendah dari ekspor bulan April 2021 sebesar 2.636 ribu ton.
Foto: INHABITAT.COM
Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi). Kinerja ekspor produk minyak sawit Indonesia bulan April 2022 mencapai 2.018 ribu ton atau lebih rendah dari ekspor bulan April 2021 sebesar 2.636 ribu ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja ekspor produk minyak sawit Indonesia bulan April 2022 mencapai 2.018 ribu ton atau lebih rendah dari ekspor bulan April 2021 sebesar 2.636 ribu ton. Rendahnya ekspor disebabkan upaya pemerintah menambah pasokan minyak goreng dalam negeri lantaran harga minyak goreng yang tinggi.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Mukti Sardjono, mengatakan, harga CPO Cif Rotterdam pada bulan April sebesar 1.719 dolar AS turun dari 1.813 dolar AS pada bulan Maret.

Baca Juga

"Sejalan dengan harga, nilai ekspor turun dari 3.513 juta dolar AS pada bulan Maret menjadi 3.435 juta dolar AS pada bulan April. Berdasarkan negara tujuan, penurunan ekspor terjadi untuk tujuan ke Pakistan, USA, China dan India sedangkan ekspor ke Belanda, Rusia dan Bangladesh naik," ujar Mukti dalam Siaran Pers Gapki, Kamis (23/6/2022).

Konsumsi dalam negeri menunjukkan kenaikan dari 1.507 ribu ton pada bulan Maret menjadi 1.751 ribu ton pada bulan April. Kenaikan terbanyak terjadi untuk industri pangan dari 635 ribu ton pada bulan Maret menjadi 812 ribu ton pada bulan April, produk biodiesel juga naik dari 1507 ribu ton pada bulan Maret menjadi 1.751 ribu ton pada bulan April.

Dalam hal produksi, terjadi kenaikan produksi CPO sebesar 100 ribu ton dari 3.782 ribu ton pada bulan Maret menjadi 3.882 ribu ton pada bulan April sedangkan produksi PKO nya naik dari 368 ribu ton menjadi 373 ribu ton.

Dengan produksi, konsumsi dan ekspor tersebut, Mukti menyampaikan, diperkirakan stok minyak sawit pada April 2022 mencapai 6.103 ribu ton, naik dari 5.683 ribu ton pada bulan Maret.

Dengan cuaca yang relatif mendukung dan harga yang tinggi, momentum kenaikan produksi harus dijaga agar penerimaan mencapai hasil optimal."Selain itu, kenaikan stok perlu diwaspadai untuk mencegah penuhnya tangki akibat larangan ekspor. Apabila tangki penuh, maka PKS akan berhenti beroperasi yang akan berakibat pada tidak adanya pembelian TBS petani," ujar dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement